Akibat laporan pembekuan darah langka pada otak pasca-vaksinasi vaksin tersebut, beberapa negara, termasuk Perancis, Jerman, dan Belanda, telah menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca pada orang muda, sementara penyelidikan BPOM Eropa terus berlanjut.
Menanggapi komentar Cavaleri, EMA yang berbasis di Amsterdam, Belanda mengatakan dalam sebuah pernyataan, Selasa (6/4/2021), "Komite Penilaian Risiko Farmakovigilans (PRAC) EMA belum mencapai kesimpulan dan peninjauan (dari tautan yang mungkin) saat ini sedang berlangsung,".
Baca Juga: Penyebab Warga Sulawesi Utara Sesak Napas Usai Divaksin Covid-19 AstraZeneca Sudah Diketahui
Pekan lalu, EMA juga mengatakan bahwa tinjauannya saat ini belum mengidentifikasi faktor risiko spesifik, seperti usia, jenis kelamin atau riwayat medis gangguan pembekuan darah sebelumnya, terkait kejadian yang sangat langka ini.
Hubungan kausal dengan vaksin tidak terbukti, tetapi menurut EMA, mungkin diperlukan analisis lebih lanjut.
Proporsi yang tinggi di antara kasus efek samping vaksin AstraZeneca yang dilaporkan memengaruhi wanita muda dan paruh baya, tetapi itu tidak membuat EMA menyimpulkan bahwa kelompok ini berisiko mengalami efek dari suntikan vaksin Covid-19 tersebut.(*)
Baca Juga: Dapat 'Lampu Hijau' dari MUI, Vaksin Covid-19 AstraZeneca Siap Diedarkan di 6 Provinsi
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BPOM Eropa Temukan Hubungan Vaksin AstraZeneca dan Pembekuan Darah"