GridHEALTH.id -Beberapa waktu lalu Indonesi berduka karena provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tertimpa musibah banjir bandang dan tanah longsor di sejumlah wilayah.
Musibah alam yang melanda NTT itu diakibatkan karena curah hujan yang tinggi.
Baca Juga: 5 Pola Hidup Sederhana yang Efektif Hindari Risiko Kista Ginjal
Bayangkan saja, intensitas hujan kala bencana terjadi di atas 150 mm di wilayah NTT selama empat hari.
Itu adalah curah hujan tertinggi selama dua hari berturut-turut terukur di Stasiun Meteorologi Eltari sebesar 241 mm dan 306 mm.
Berikutnya adalah di Stasiun Klimatologi Kupang yaitu sebesar 230,2 mm dan 332.1 mm.
Hal tersebut kemudian menyebabkan bencana hidrometeorologis.
Karena bencana alam tersebut BNPB maloprkan pada Rabu (7/4/2021) per pukul 14.00 WIB, ada 124 korban jiwa akibat bencana banjir bandang di Nusa Tenggara Timur (NTT), yang memiliki populasi kurang lebih 5,3 juta jiwa.