GridHEALTH.id - Regulator kesehatan di Amerika Serikat merekomendasikan untuk menghentikan vaksin Covid-19 Johnson&Johnson atas laporan pembekuan darah.
Rekomendasi ini dirilis hari Selasa (13/04/2021) untuk "jeda" dalam pemberian vaksin Covid-19 dosis tunggal Johnson & Johnson untuk menyelidiki pembekuan darah yang berpotensi berbahaya.
Dalam pernyataan bersama, Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) dan Pencegahan serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) mengatakan sedang menyelidiki penggumpalan pada enam wanita pada hari-hari setelah vaksinasi vaksin Covid-19 dari Johnson & Johnson. Ditambah adanya laporan jumlah trombosit yang berkurang.
Lebih dari 6,8 juta dosis vaksin J&J telah diberikan di A.S. Saluran distribusi federal AS, termasuk situs vaksinasi massal, akan menghentikan penggunaan suntikan J&J, dan negara bagian serta penyedia lainnya diharapkan mengikuti.
Baca Juga: Pemain Baru, Vaksin Covid-19 Johnson&Johnson Segera Meluncur
Baca Juga: Mudik Lebaran Tetap Dilarang, Semua Moda Transportasi Bakal Disetop, Ini Alasan Pemerintah
Komite Penasihat CDC tentang Praktik Imunisasi akan bertemu hari ini (Rabu, 14/04/2021) untuk membahas kasus-kasus tersebut dan FDA juga telah meluncurkan penyelidikan atas kasus-kasus tersebut.
"Sampai proses itu selesai, kami merekomendasikan jeda dalam penggunaan vaksin ini karena sangat berhati-hati," Dr. Anne Schuchat, Wakil Direktur Utama CDC dan Dr. Peter Marks, direktur Pusat Biologi FDA Evaluasi dan Penelitian mengatakan dalam pernyataan bersama.
Baca Juga: Kadar Asam Urat Tinggi Bisa Kurangi Umur Hingga 11 Tahun, Studi
Suntikan J&J sebelumnya dilaporkan untuk mencegah keparahan penyakit akibat Covid-19 dan varian baru virus corona setelah uji klinis besar di seluruh dunia. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL