Seperti dilansir dari everydayhealth.com dalam artikel '9 Common Digestive Conditions From Top to Bottom':
Baca Juga: Vaksin Nusantara Menurut Siti Fadilah Supari, Jangan Dijegal, Akan Untungkan Indonesia
1. GERD atau Asam Lambung
Ketika asam lambung kembali ke kerongkongan (suatu kondisi yang disebut refluks asam) kita mungkin merasakan nyeri yang membakar di tengah dada.
Meskipun umum bagi orang untuk mengalami refluks asam dan mulas sesekali, memiliki gejala yang memengaruhi kehidupan sehari-hari atau terjadi setidaknya dua kali setiap minggu bisa menjadi tanda GERD.
Jika mengalami mulas terus-menerus, bau mulut, erosi gigi, mual, nyeri di dada atau bagian atas perut, atau kesulitan menelan atau bernapas, temui dokter.
Baca Juga: Gangguan Pencernaan adalah Gejala Dini Infeksi SARS-CoV-2 Penyebab Covid-19
Kebanyakan orang merasa lega dengan menghindari makanan dan minuman yang memicu gejala mereka dan atau mengonsumsi antasida yang dijual bebas atau obat lain yang mengurangi produksi asam lambung dan radang esofagus.
Selain itu, perubahan gaya hidup seperti meninggikan kepala tempat tidur, tidak berbaring setelah makan, menghindari pakaian ketat, dan berhenti merokok juga dapat membantu.
2. Batu Empedu
Batu empedu adalah endapan keras yang terbentuk di kantong empedu (kantung kecil berbentuk buah pir yang menyimpan dan mengeluarkan empedu untuk pencernaan).
Batu empedu dapat terbentuk jika ada terlalu banyak kolesterol atau limbah di empedu, atau jika kandung empedu tidak kosong dengan benar.
Batu empedu yang menyumbat saluran yang mengarah dari kantong empedu ke usus dapat menyebabkan rasa sakit yang tajam di perut kanan atas.
Obat terkadang melarutkan batu empedu, tetapi jika tidak berhasil, langkah selanjutnya adalah operasi untuk mengangkat kantong empedu.
3. Penyakit Celiac
Penyakit seliaka atau celiac adalah kepekaan yang serius terhadap gluten, yang merupakan protein yang ditemukan dalam gandum, gandum hitam, dan jelai.
Hal ini akan merusak vili kita, tonjolan seperti jari di usus kecil yang membantu menyerap nutrisi dari makanan yang dimakan.
Baca Juga: Meski Penggemar, Ada Makanan yang Tidak Boleh Dimakan Mentah, Ini Daftarnya
Pada anak-anak, gejala mungkin termasuk sakit perut dan kembung, diare, sembelit, muntah, dan penurunan berat badan. Gejala pada orang dewasa juga bisa termasuk anemia, kelelahan, pengeroposan tulang, depresi, dan kejang.
Namun beberapa orang mungkin tidak menunjukkan gejala apa pun. Satu-satunya pengobatan untuk penyakit celiac adalah dengan sepenuhnya menghindari makan gluten.
Alternatif umum untuk gluten termasuk beras merah, quinoa, lentil, tepung kedelai, tepung jagung, dan bayam.
Baca Juga: Daftar Takjil Buka Puasa yang Harus Dihindari Karena Tidak Menyehatkan
4. Penyakit Crohn atau Radang Usus
Penyakit Crohn adalah bagian dari sekelompok kondisi pencernaan yang disebut penyakit radang usus (IBD). Crohn dapat mempengaruhi setiap bagian dari saluran GI tetapi paling sering mempengaruhi ileum terminal, yang menghubungkan ujung usus kecil dan awal usus besar.
Dokter tidak yakin apa yang menyebabkan penyakit ini, tetapi diperkirakan faktor genetik dan riwayat keluarga berperan. Gejala Crohn yang paling umum adalah sakit perut, diare, pendarahan rektal, penurunan berat badan, dan demam.
“Perawatan tergantung pada gejalanya dan dapat mencakup pereda nyeri topikal, imunosupresan, dan pembedahan,” kata Dr. Bamji.
Menghindari makanan pemicu seperti produk susu, minuman berkarbonasi, alkohol, kopi, buah dan sayuran mentah, daging merah, dan makanan berlemak, digoreng, pedas, atau menghasilkan gas juga dapat membantu mencegah flare.
Baca Juga: Manfaat Baking Soda, Obati Gangguan Pencernaan hingga Penyakit Ginjal
5. Wasir
Darah merah cerah di toilet saat buang air besar bisa menjadi tanda wasir, yang merupakan kondisi yang sangat umum.
Wasir adalah peradangan pembuluh darah di ujung saluran pencernaan yang bisa terasa nyeri dan gatal. Penyebabnya termasuk sembelit kronis, diare, mengejan saat buang air besar, dan kekurangan serat dalam makanan.
Obati wasir dengan makan lebih banyak serat, minum lebih banyak air, dan olahraga. Krim dan supositoria yang dijual bebas dapat meredakan gejala ambeien untuk sementara.
Temui dokter jika perawatan di rumah tidak membantu, terkadang hemoroidektomi diperlukan untuk mengangkat wasir melalui pembedahan.(*)
Baca Juga: Vaksin Nusantara Menurut Siti Fadilah Supari, Jangan Dijegal, Akan Untungkan Indonesia
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL