Find Us On Social Media :

Terapi Musik Bagi Pengidap Gangguan Kecemasan Dan Depresi, Aman Tanpa Efek Samping

Bukan hanya hobi, mendengarkan musik bisa jadi metode terapi atasi gangguan kecemasan dan depresi.

GridHEALTH.id – Mendengarkan musik sudah jadi bagian penting dari kehidupan keseharian kita.

Entah untuk menemani aktivitas dan kesibukan maupun untuk mengisi waktu luang, kita cenderung membutuhkan musik untuk menaikkan mood tertentu.

Bukan hanya itu, mendengarkan musik ternyata juga bisa dijadikan alat terapi untuk ganggun kecemasan dan depresi pada seseorang.

Sesuai dengan namanya, terapi musik menggunakan kemampuan musik yang kuat untuk meningkatkan kondisi mental dan emosional seseorang.

Terapi jenis inIni bisa menjadi alternatif di samping jenis terapi lain yang umumnya dipakai, seperti konseling atau terapi perilaku kognitif (CBT).

Perlu dicatat bahwa terapi musik tidak bisa dijadikan obat penyembuhan gangguan kecemasan depresi.

Terapi musik menawarkan cara yang kreatif dan mudah diakses untuk mengekspresikan perasaan dan memproses emosi, terutama paa pengidap gagguan kecemasan dan depresi.

Selain itu, tidak seperti pada pengguaan obat-obatan kimia, terapi musik aman dari efek samping.

Bagaimana terapi musik dapat bekerja?

Melansir dari Medical News Today, cara musik memengaruhi otak kita sangatlah kompleks.

Semua aspek musik - termasuk nada, tempo, dan melodi - diproses oleh area otak yang berbeda.

Misalnya, otak kecil memproses ritme, lobus frontal memecahkan kode sinyal emosional yang diciptakan oleh musik, dan sebagian kecil dari lobus temporal kanan membantu memahami nada.

Pusat otak kita yang disebut nukleus accumben bahkan dapat merangsang reaksi fisik seperti saat kita merinding ketika mendengar musik yang kuat.

Dengan prinsip ini diharapkan terapi musik dapat membantu seseorang mengatasi gangguan mental dan emosionalnya.

Terapi musik untuk pengidap gangguan kecemasan

Sudah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa terapi musik dapat mengurangi perasaan cemas, termasuk pada pengidap kanker, mereka yang menjalani operasi, dan individu yang masuk ke unit perawatan intensif.

Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa musik dapat mengurangi tekanan darah dan detak jantung, yang dapat berdampak langsung pada perasaan stres seseorang.

Ada juga bukti yang menunjukkan bahwa mereka yang menjalani terapi musik mengalami penurunan kecemasan setelah melakukan sesi ini.

Musik memengaruhi jumlah hormon stres, seperti adrenalin dan kortisol, yang dilepaskan tubuh, dan mengurangi hormon ini dapat membantu meredakan gejala kecemasan.

Dengan mendengarkan musik tertentu, umumnya suasaa hati pasien dapat menjadi lebih terjaga.

Terapi musik untuk pederita gangguan depresi

Beberapa studi tengah menunjukkan bahwa terapi musik dapat memperbaiki gejala depresi.

Pengidap depresi yang melalui terapi musik dan dibantu oleh terapi lain seperti terapi bicara, umumnya dapat lebih mudah membaik keadannya dibandingkan denganyang hanya melalui terapi biasa.

Mendengarkan musik juga dapat melepaskan dopamin, yaitu hormon yang membuat orang merasa nyaman, dan juga endorfin, yaitu hormon yang dapat memicu suasana hati bahagia dan menghilangkan rasa sakit.

Meskipun terapi musik bukanlah obat untuk depresi, terapi musik dapat menawarkan manfaat jangka pendek dengan meningkatkan suasana hati dan mendorong koneksi dan ekspresi diri. (*)