Pengobatan TBC
Jika seseorang menderita TB laten, dokter mungkin merekomendasikan pengobatan jika seseorang berisiko tinggi mengembangkan TB aktif.
Untuk tuberkulosis aktif, seseorang harus minum antibiotik setidaknya selama enam hingga sembilan bulan.
Obat yang tepat dan lama tergantung pada usia, kesehatan secara keseluruhan, kemungkinan resistensi obat dan di mana infeksi berada di tubuh.
Baca Juga: Cara Bedakan Gejala TBC Dengan Covid-19, Tanda-tandanya Hampir Sama
Obat TBC yang paling umum
Jika seseorang menderita TBC laten, mereka hanya perlu minum satu atau dua jenis obat TBC.
Tuberkulosis aktif, terutama jika merupakan jenis yang resistan terhadap obat, akan memerlukan beberapa obat sekaligus. Obat yang paling umum digunakan untuk mengobati tuberkulosis meliputi:
- Isoniazid
- Rifampisin (Rifadin, Rimactane)
- Etambutol (Myambutol)
- Pyrazinamide
Jika memiliki TB yang resistan terhadap obat, kombinasi antibiotik yang disebut fluoroquinolones dan obat suntik, seperti amikacin atau capreomycin (Capastat), biasanya digunakan selama 20 sampai 30 bulan. Beberapa jenis TB juga mengembangkan resistansi terhadap obat-obatan ini.
Beberapa obat mungkin ditambahkan ke terapi untuk melawan resistensi obat, termasuk:
- Bedaquiline (Sirturo)
- Linezolid (Zyvox)
Efek samping obat
Efek samping yang serius dari obat TBC tidak umum tetapi bisa berbahaya bila terjadi.
Semua obat tuberkulosis bisa menjadi racun bagi hati. Saat minum obat, segera hubungi dokter jika memiliki salah satu dari yang berikut: