GridHEALTH.id – Sebanyak 20 lansia di kota Semarang dikabarkan meninggal dunia setelah diberi suntikan vaksin covid-19 seperti yang dikabarkan Kepala DKK Semarang, Moh Abdul Hakam (20/5/2021).
Dilansir dari Tribun News, 20 orang lansia yang meninggal ini terpapar virus covid-19 usai divaksinasi.
Korban lansia yang meninggal usai diberi vaksin ini juga diketahui adalah lansia yang memilliki penyakit penyerta bawaan atau yang dinamakan dengan penyakit komorbid.
Menurut penjelasan Abul Hakam, 19 orang terkena paparan virus setelah diberi suntikan vaksin pertama dan 1 orang terkena paparan virus setelah diberi suntikan vaksin kedua.
Tentunya hal ini wajib menjadi evaluasi bagi Dinas Kesehatan Kota Semarang.
Baca Juga: Pantas Jadi Buah Favorit Banyak Orang, Inilah Manfaat Pepaya Bagi Tubuh yang Tak Boleh Dilewatkan
Abdul Hakam menjelaskan bahwa sebelum dapat menjalani vaksinasi, perlu ada rekomendasi dari dokter spesialis untuk memastikan apakah lansia layak diberi suntikan vaksin atau tidak.
Selain itu, Abul juga menekankan bahwa lansia harus menjalani tes swab sebelum dapat divaksinasi guna memastikan bahwa lansia tidak sedang terpapar infeksi virus covid-19.
Di samping dari evaluasi mengenai prosedur yang harus diperketat bagi lansia untuk dapat divaksinasi, Abdul juga tidak lelah menghimbau kepada masyarakat luas untuk tidak lengah menjalankan protokol kesehatan meski sudah ada program vaksinasi.
Baca Juga: Meski Sudah Mendapatkan Vaksin Covid-19 Lengkap Masih Bisa Positif, Dialami Terry Putri
Hal yang perlu diketahui lansia sebelum vaksinasi
Melihat dari kasus meninggalnya 20 lansia di Semarang dimana 19 orang di antaranya adalah mereka dengan penyakit penyerta, memang dibituhkan evaluasi agar kasus-kasus seperti ini ke depannya dapat dihindari.
Terutama bagi lansia dengan penyakit penyerta, tentu harus diberi perhatian khusus apakah vaksinasi akan berjalan dengan aman dalam kondisi kesehatan mereka.
Lansi pun perlu diberi penjelasan bahwa ada kondisi-kondisi tertentu yang menyebabkan lansia belum dapat atau tidak dapat diberi dosis vaksin.
Kondisi-kondisi seperti ditemukannya gejala infeksi covid-19 pada tubuh dan gejala komorbiditas atau penyakit bawaan, merupakan dua hal utama yang membuat lansia belum dapat untuk dikatakan aman untuk diberi vaksin.
Tanda-tanda kondisi dan aktivitas tubuh yang tidak normal seperti detak jantung, laju pernapasan, dan tekanan darah juga tidak boleh luput dari pengamatan.
Misalnya, jika tekanan darah sistolik menunjukan angka di atas 180 dan tekanan darah diastolik lebih dari 120 dan dengan tanda gangguan fungsi organ, maka vaksinasi sudah sepatutunya untuk ditunda.
Selain kondisi-kondisi dimana lansia belum atau tidak dapat diberi dosis vaksin, menjadi sangat penting pula untuk tidak berhenti diingatkan agar lansia yang sudah divaksinasi tetap menjalakan protokol kesehatan sebagai mana seperti biasanya.
Kkarena faktanya tidak ada yang mampu menjamin bahwa tubuh akan kebal setelah diberi vaksin.(*)
Baca Juga: Jangan Pilih-pilih Merek Vaksin, Juni dan Juli Mulai Gunakan Novavax dan Pfizer