GridHEALTH.id - Jelang pembukaan sekolah tatap muka yang akan diselenggarkan pada Juli 2021 mendatang, pemerintah meminta semua pihak untuk berhati-hati melaksanakannya.
Pasalnya, sebuah penelitian Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta dalam jurnal International Journal of Infectious Diseases menyebutkan, 40 persen anak-anak yang terinfeksi Covid-19 berisiko tinggi mengalami kematian.
Baca Juga: Sekolah Tatap Muka Kembali Digelar, Menkes Budi Ungkap Beberapa Aturan: 'Bapak Presiden Minta...'
Menurut peneliti utama riset, Dr. dr. Rismala Dewi, Sp.A, sebagian besar pasien anak yang meninggal memiliki komorbid.
"Umumnya memiliki lebih dari satu komorbid. Kebanyakan yang dominan adalah pasien dengan gagal ginjal, kemudian pasien dengan keganasan," ungkapnya.
Baca Juga: Penyakit Infeksi Telinga Bikin Malu, Datangi Dokter Jika Alami Gejala
Akibat hal ini, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengingatkan agar sekolah tatap muka dijalankan secara hati-hati dan terbatas.
Wiku menjelaskan, anak dengan rentang usia 6-18 tahun menyumbangkan kasus Covid-19 sebesar 9,6 persen.
"Berdasarkan data kasus, anak usia 6-18 tahun menyumbang 9,6 persen kasus positif dan 0,6 persen pada kematian nasional," jelasnya.
Baca Juga: Ditemukan KIPI Vaksin Covid-19 Sinovac Oleh Tim Riset FK UNPAD Bandung
UNtuk itu, Wiku menyarankan, sebelum sekolah tatap muka dijalankan, harus dipastikan semua pihak yang terlibat harus dalam kondisi sehat.
"Seluruh guru yang ikut dalam pembelajaran tatap muka juga harus sudah divaksin dan tidak memiliki penyakit komorbid," tuturnya dalam kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (9/6/2021).
Terlepas dari itu, opsi untuk menghadirkan anak kembali ke sekolah ini berada di tangan orangtua.
Baca Juga: Penyintas Kanker Perlu Tahu, Khasiat Rebusan Daun Sirsak Lebih Ampuh dari Kemoterapi
"Pemerintah memastikan kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas ini dilakukan dengan tetap mengupayakan kesehatan, keselamatan, dan keamanan dari peserta didik," ujar Wiku. (*)
#hadapicorona