GridHEALTH.id - Markis Kido, legenda pebulu tangkis ganda putra Indonesia dilaporkan meninggal dunia pada Senin (14/6/2021) malam WIB.
Hal itu diketahui setelah mantan pebulu tangkis Indonesia, Yuni Kartika mengunggah kabar duka tersebut di akun Twitter dan Instagram pribadinya.
"Telah meninggal dunia salah satu pebulutangkis terbaik Tanah air Markis Kido. Semoga amal dan ibadahnya diterima di sisi Tuhan YME!! Amin. Selamat jalan Markis Kido," kata unggahan Yuni Kartika.
Sementara itu untuk penyebab meninggalnya sendiri, Markis Kido disebut mengalami henti napas dan jantung.
"Betul beliau meninggal. Jadi ketika sampai di Rumah Sakit Omni Alam Sutera sudah henti napas dan henti jantung," ujar Humas Rumah Sakit Omni Alam Sutera Angel seperti dilansir dari Kompas.com (14/6/2021).
Baca Juga: Konten Ria Ricis Dianggap Hina, Sang Kakak Malah Dulang Pujian usai Unggah Video Kepergian Sang Ayah
Disebutkan bahwa almarhum Markis Kido sudah mengembuskan napas terakhirnya sebelum tiba di Rumah Sakit Omni Alam Sutera, Serpong Utara, Tangerang Selatan.
Namun pihak rumah sakit tidak dapat mengungkapkan penyebab pasti Markis Kido meninggal pada Senin malam ini.
Dia hanya bisa memastikan bahwa saat ini jenazah Markis Kido masih berada di rumah sakit.
Pihak keluarga juga tengah mengurus administasi untuk pemulangan jenazah.
"Saat ini masih pengurusan pemulangan jenazah sih. Kalau untuk medis kami tidak bisa menjelaskan," pungkasnya.
Melihat kejadian ini, perlu diketahui bahwa henti jantung adalah kondisi berhentinya fungsi jantung secara tiba-tiba yang disertai dengan henti napas dan hilangnya kesadaran.
Henti jantung atau sudden cardiac arrest adalah penyebab kematian mendadak yang cukup sering terjadi, termasuk juga pada para atlet.
Baca Juga: Bijak Konsumsi 4 Makanan Enak Ini Supaya Tak Alami Kista Ovarium, Seperti Dinda Kirana
Sekitar 1 atau 2 dari setiap 100.000 atlet muda mengalami serangan jantung mendadak setiap tahun.
Pria memiliki risiko lebih besar daripada wanita, dan atlet Afrika-Amerika memiliki risiko lebih besar daripada atlet Kaukasia.
Baca Juga: Bijak Konsumsi 4 Makanan Enak Ini Supaya Tak Alami Kista Ovarium, Seperti Dinda Kirana
Misalnya, sekitar 6 di setiap 100.000 perguruan tinggi atlet pria Afrika-Amerika mengalami serangan jantung mendadak setiap tahun.
Untuk alasan yang tidak dimengerti, risikonya tampaknya lebih tinggi di sepak bola dan bola basket pria.
Angka ini tertinggi di antara pemain bola basket pria Divisi I NCAA, yang risikonya adalah 20 per 100.000 per tahun.
Sementara itu dilansir dari mayo clinic.org, orang yang mengalami kondisi ini jantungnya akan secara tiba-tiba berhenti berfungsi, sesak napas, dan langsung mengakibatkan kehilangan kesadaran.
Hal ini biasanya disebabkan oleh gangguan elektrik jantung yang membuat jantung tidak lagi bisa memompa darah dari dan ke seluruh tubuh.
Baca Juga: Warna Lidah Dapat Menentukan Apakah Kita Menderita Gangguan Jantung
Pada kondisi normal, sistem elektrik inilah yang mengatur irama dan detak jantung.
Henti jantung bisa terjadi pada orang yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung.
Orang yang mengalami kondisi ini, masih mungkin diselamatkan apabila perawatan dimulai sebelum jantung benar-benar berhenti berfungsi.
Karenanya, kita perlu mengenali gejala awal yang bisa menandakan seseorang akan mengalami henti jantung, diantaranya seperti pusing, sesak napas, merasa lemas atau lelah, muntah-muntah dan jantung berbedar kencang.
Apabila kita mengalami atau mendapati seseorang yang mengalami gejala di atas segeralah bawa ke rumah sakit terdekat.
Perawatan gawat darurat harus segera dimulai, terutama jika gejala di atas berlanjut menjadi:
- Nyeri dada.
- Tidak ada nadi yang teraba.
- Sulit bernapas atau henti napas.
- Pingsan
Jika merasakan gejala serupa berulang-ulang, segeralah periksakan diri ke dokter. Terlebih beberapa kasus henti jantung bahkan tanpa gejala apapun.(*)
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL