Find Us On Social Media :

Varian Baru Covid-19 dari India di Kudus Disebut 'Super Strain', Epidemiolog Minta Pemerintah Indonesia Lockdown Total

Epidemiolog meminta pemerintah lakukan lockdown

GridHEALTH.id -  Kasus Covid-19 di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah yang meningkat hingga 7.594 persen rupanya telah membuat masyarakat kelabakan.

Tak hanya masyarakat, pemerintah pun pontang-panting terus mengatur strategi pencegahan infeksi virus corona di Indonesia.

Baca Juga: Tak Hanya Jakarta, Varian Baru Covid-19 India Sudah Masuk Kudus dan Bangkalan, Menkes: 'Protokol Kesehatan Harus Dijalankan'

Usut punya usut, lonjakan kasus Covid-19 di Kudus yang terjadi pasca libur lebaran 2021 ini bermula dari sebaran varian baru Covid-19 dari India, varian Delta dengan kode B.1.617.

Dikabarkan, varian Delta asal India ini merupakan Super Strain, karena memiliki beberapa kriteria yang dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh.

Baca Juga: RSDC Wisma Atlet Hampir 100 Persen Penuh Pasien Covid-19, Ucapan Anies Baswedan Seakan Jadi Nyata: 'Kita Kesulitan Fasilitas Kesehatan Tak Terkendali'

Akibat hal ini, epidemiolog asal Griffith University Dicky Budiman meminta agar pemerintah menerapkan lockdown total.

Varian Delta adalah varian virus corona yang telah ditetapkan WHO sebagai Variant of Concern pada 31 Mei 2021, karena berdampak terhadap kesehatan masyarakat secara global.

"Varian Delta ini bisa menurunkan respon sistem imun kita terhadap infeksi Covid-19, baik respon imun yang ditimbulkan oleh infeksi alamiah maupun vaksin," jelasnya, dikutip dari Kompas.com, Selasa (15/6/2021).

Dicky menyebutkan bahwa varian Delta bisa menjadi ancaman seriusbagi masyarakat Indonesia.

Baca Juga: 3 Varian Baru Virus Corona Ditemukan di Jakarta, Dinkes DKI Jakarta: Ada Varian Alfa, Beta dan Delta

Diperkirakan puncak kasus Covid-19 yang diakibatkan oleh penularan varian Delta ini di Indonesia dapat terjadi sekitar Juli 2021 mendatang.

"Puncak gelombang Covid-19 di Indonesia pada Juli ini didominasi oleh varian Alpha. Sedangkan (puncak gelombang Covid-19) yang disebabkan oleh varian Delta, kemungkinan terjadi pada Juli, bisa pertengahan atau akhir Juli," papar Dicky.

Dicky memperingatkan kemungkinan Indonesia bisa berpotensi mengalami dobel puncak kasus Covid-19, yang diakibatkan oleh varian Alpha dan varian Delta.

Baca Juga: Terdengar Sepele, Penyakit Infeksi Kutu Rambut Ancam Masa Depan Anak

Lebih lanjut, Dicky mengungkapkan bahwa varian Delta bisa menjadi pemicu ledakan kasus Covid-19, yang nantinya bisa memengaruhi sistem kesehatan.

Dicky menyebut, strategi menghadapi varian baru dari India ini adalah kombinasi penguatan aspek 3T, testing, tracing, dan treatment, serta vaksinasi yang masif dan agresif.

Tak hanya itu, Dicky menyarankan agar pemerintah menerapkan lockdown atau karantina wilayah.

Kendati demikian, belum ada kelanjutan apakah akan dilakukan lockdown total atau tidak. 

Baca Juga: Biaya Persalinan Kena PPN, Sri Mulyani Bantah Tak Membela Rakyat: 'Padahal Fokus Kami Adalah Pemulihan Ekonomi'

Terlepas dari itu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyebutkan, adanya potensi penyebaran varian baru tersebut ke berbagai daerah di Jawa Tengah, selain Kudus.

Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, kasus mutasi corona sudah ditemukan di Kudus, Jepara, Rembang, Grobogan dan Pati.

Meski begitu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan masih menunggu hasil pemeriksaan whole genome sequencing untuk mengkonfirmasi mutasi varian baru tersebut.

Baca Juga: Balita Rentan Terkena Virus dan Bakteri Penyebab Penyakit Infeksi, 3 Hal yang Orangtua Wajib Lakukan

Baca Juga: Pemberitaan Media China Tentang Pandemi Covid-19 di Indonesia, Disebut Hadapi Puncak Penularan Baru

"Ada potensi varian baru, ya karena transmisi lokal bisa terjadi seperti apa yang terjadi di Kudus ya. Masih tunggu hasil pemeriksaannya," kata Nadia, dikutip dari CNN, Selasa (15/6/2021). (*)

#hadapicorona