Find Us On Social Media :

Sudah Divaksin Lengkap Namun Tetap Terinfeksi Covid-19, Siap-siap Vaksin Ulang

vaksinasi ulang covid-19

GridHEALTH.id - Muncul wacana vaksinasi ulang bagi mereka yang sudah divaksin tetapi masih terpapar virus corona (Covid-19).

Hal itu diungkap Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers yang ditayangkan chanel YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (15/6/2021).

Menurutnya vaksinasi ulang diperlukan untuk membentuk kekebalan tubuh yang dianggap masih kurang sehingga Covid-19 masih bisa menjangkit.

"Vaksinasi ulang bisa saja diperlukan apabila jumlah titer antibodi yang ada di seseorang tersebut setelah divaksinasi tidak cukup tinggi untuk bisa menghadang dari potensi kenaikan atau tertular lagi oleh Covid ini," kata Wiku.

"Seharusnya semakin tinggi titer antibodi dari orang yang divaksinasi. Tapi karena reaksi setiap orang berbeda, tentunya akan memberikan proteksi yang lebih baik," lanjutnya.

Wacanan vaksinasi ulang ini pun ditanggapi Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Siti Nadia Tarmizi.

Baca Juga: Gara-gara Hal Ini Respon Antibodi Pada Vaksin Covid-19 Bisa Menurun, Hati-hati

dr Nadia mengatakan vaksinasi ulang memungkinkan dilakukan setelah uji klinis tahap 3 selesai, kemudian menunggu rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Dan nanti kita tunggu juga rekomendasi SAGE/WHO, jadi masih ada beberapa tahapan," ujarnya dilansir dari Kompas.com, Rabu (16/6/2021).

Dijelaskan saat ini, pemerintah fokus menyelesaikan vaksinasi dua dosis untuk memberikan perlindungan dari kematian dan keparahan penyakit akibat Covid-19.

"Kita tahu proteksi vaksin terhadap penularan hanya 60-70 %, sehingga tentunya vaksinasi harus diiringi dengan pelaksanaan prokes yang ketat, kita fokuskan dulu dalam menvaksinasi dengan 2 dosis," ujar dr Nadia.

Menurutnya banyak negara yang mencapai cakupan vaksinasi 80-90 % sehingga berhasil menurunkan kasus positif Covid-19 secara signifikan.

Ia mencontohkan, Amerika Serikat berhasil menurunkan kasus positif Covid-19 dari 300.000 menjadi 12.000 kasus.

"Dan angka kematian di US sangat rendah kurang dari 2%, jadi kita fokuskan ini dan diharapkan masyarakat walau sudah divaksin tetap jalankan prokes dengan ketat," ucapnya.

Baca Juga: IDI Sebut Varian Delta Bisa Turunkan Efektivitas Vaksin Covid-19, Satgas: 'Vaksinasi Ulang Bisa Saja Diperlukan Apabila...'

Lebih lanjut, Nadia menambahkan, hingga saat ini, belum ada kajian ilmiah yang menyatakan jumlah titer antibodi tertentu dapat memberikan perlindungan dari penularan Covid-19.

Selain itu, tes antibodi setelah divaksiansi tidak dianjurkan karena belum ada metode standar untuk mengukur titer antibodi.

"Tes yang ada saat ini berbagai macam jenisnya ada yang binding antibody detection, ada yang mekanisme netralisasinya," kata Nadia.

Sementara itu, diketahui vaksinasi sendiri merupakan pemberian vaksin dengan cara disuntik atau diteteskan pada mulut guna memicu produksi antibodi untuk memberikan kekebalan.

Sementara vaksin adalah produk biologi berasal dari virus, bakteri atau dari kombinasi antara keduanya yang dilemahkan.

Dalam artikel berjudul "Why vaccination is safe and important" yang dilansir dari NHS (30 Maret 2021), disebutkan bahwa orang yang sudah divaksin sistem kekebalannya mampu mengenali dan tahu cara melawan suatu infeksi penyakit.

Sehingga diharapkan dengan penyuntikan vaksin Covid-19 ini, penularan virus corona akan diminimalisir.(*)

Baca Juga: Pemberitaan Media China Tentang Pandemi Covid-19 di Indonesia, Disebut Hadapi Puncak Penularan Baru

#berantasstunting

#hadapicorona

#BijakGGL