Find Us On Social Media :

Berawal dari Perusahaan Obat Kimia, 2020 Coca Cola Oleh Dokter di Inggris Untuk Mengobati Pasien Covid-19 Kritis

Coca Cola di Inggris sedang diteliti menjadi cara mengobati pasien Covid-19 kritis.

GridHEALTH.id - Sejak sikap Cristiano Ronaldo alias CR7 saat konfrensi pers jelang pertandingan Hungaria vs Portugal di Grup F Euro 2020 di Stadion Puskas Arena, Selasa (15/6) malam, membuat saham Coca Cola anjlok dan merugi.

Informasi mengenai Coca Cola terus diburu masyarakat. Khususnya mengenai sejarah kehadiran Coca Cola di dunia.

Buktinya pencarian dengan keyword Coca Cola di google (16/6/2021) menduduki urutan pertama.

Mengenai sejarah Coca Cola, berawal dari resep yang dibuat Pemberton's Eagle Drug and Chemical House, yang awalnya sebagai anggur coca, dibuat dari daun koka dan kacang kola (kafein).

Saat itu awalnya dijual sebagai obat paten seharga lima sen per gelas.

bahkan saat itu Coca-Cola diklaim menyembuhkan banyak penyakit, termasuk kecanduan morfin, dispepsia, neurasthenia, sakit kepala, dan impotensi.

Baca Juga: 3 Tips Cara Menyuntikkan Insulin dengan Benar Bagi Penyandang Diabetes

Tetapi pada tahun 1903 Coca-Cola menghapus kokain dari formula, mulai menggunakan kafein dan mulai menghapus semua klaim obat.

Sejarah lengkap dan kandungan Coca Cola bisa di baca DI SINI.

Tahun lalu, 2020, saat pandemi Covid-19 mulai menggunjang dunia pertama kalinya setelah terjadi lockdown di Wuhan akibat infeksi virus baru yang ternyata Covid-19, Coca Cola kembali ke jalur awal sejarahnya saat ditemukan.

Dokter-dokter di Inggris saat itu berupaya untuk membuat Coca Cola sebagai salah satu bagian dari pengobatan Covid-19 pada pasien yang kritis.

Baca Juga: Bela Masyarakat Kecil, Jerinx Sindir BCL: 'Rakyat Bali Sudah Melarat untuk Drama Covid-19 ala Seleb Ibu Kota', Ibunda Noah Sinclair Langsung Klarifikasi

Dilansir Reuters (11/10/20), sebuah tim yang terdiri dari para peneliti dan dokter di Inggris tengah melakukan riset bahwa penggunaan obat yang mengandung acalabrutinib mampu membantu dalam penanganan pasien.

Dari hasil tes tahap awal, diketahui jika obat yang mengandung acalabrutinib ternyata sangat membantu.

Buktinya, 9 dari 11 pasien kritis yang diberikan acalabrutinib kondisinya membaik setelah tiga hari. Bahkan tak lagi harus menggunakan ventilator untuk bernapas.

Baca Juga: Kebocoran Laboratorium Wuhan Bukan Teori Konspirasi, Ada Bukti Video Kelelawar Dalam Kandang di Sana

Sayangnya obat yang mengandung acalabrutinib di pasaran hampir semuanya dalam bentuk kapsul.

Baru perusahaan farmasi AstraZeneca yang kini menyediakan dalam bentuk cairan lewat produknya Calquence.

Jadi saat itu dokter menemukan masalah cara memberikan obat dengan kandungan acalabrutinib tersebut pada pasien kritis yang tentu tak bisa menelan obat  kapsul secara langsung.

Belum lagi ketersediaan dan harga mahal dari Calquence.

Untuk menyiasati hal itu, tim peneliti dan dokter berencana akan menguji dengan melarutkan obat acalabrutinib dalam cairan Coca Cola agar bisa diberikan pada pasien Corona dalam kondisi kritis.

Baca Juga: Kenali Tanda Penyakit Infeksi Pasca Melahirkan, Ini Ciri-cirinya

Dengan cara itu diasumsikan bisa menekan biaya pengobatan juga.

Bahkan kabarnya, mencampur obat dengan minuman soda ini juga telah dilakukan beberapa apoteker di Inggris.

Baca Juga: China Negara Pertama Dilanda dan Terbebas dari Pandemi, Cuan Besar Karena Covid-19

Namun tentu saja kebenaran dari teori ini baru akan terjawab setelah para peneliti dan dokter di Inggris menyelesaikan penelitian tahap lanjutan penelitiannya atau fase 2.

Hingga saat ini belum ada lagi informasi mengenai kelanjutan penelitian tersebut.(*)

Baca Juga: Sukses Menciptakan Jenis Kelamin Bayi Ala Dokter Boyke Dian Nugraha, SpoG MARS