Find Us On Social Media :

Ketentuan Karantina Hanya 5 Hari Penyebab Indonesia Kebobolan, Pulau Jawa Episentrum Melonjaknya Kasus Covid-19

Situsi di rumah sakit, karena membludaknya kasus Covid-19.

GridHEALTH.id - Kasus Covid-19 di Indonesia per hari ini, Kamis (17/6/2021) sudah menyentuh angka 1.937.652.

Menurut data Covid19.go.id, terjadi kenaikan kasus positif virus corona sebanyak 9.994 kasus dalam 24 jam.

Baca Juga: Berawal dari Perusahaan Obat Kimia, 2020 Coca Cola Oleh Dokter di Inggris Untuk Mengobati Pasien Covid-19 Kritis

Kondisi ini artinya Indonesia mengalami lonjakan kasus Covid-19 dan siap-siap meledak kapan saja.

Apakah Indonesia akan mengalami kejadian seperti di India?

Inilah yang menjadi kekhawatiran banyak ahli dan pengamat usai libur lebaran, yang masih saja tidak diindahkan oleh sebagian masyarakat Indonesia.

Apalagi saat ini kita tahu banyak kedatangan dari luar negeri ke Indonesia, baik orang Indoensia yang pulang kampung atau orang luar negeri yang berkunjung untuk berbagai keperluan.

Untuk diketahui, kenaikan kasus virus corona di Indonesia ini disinyalir karena masuknya tiga varian virus baru.

Baca Juga: 8 Cara Rumahan Atasi Penyakit Infeksi Pasca Melahirkan, Bikin PD Adem

Ketiga varian tersebut adalah B. 117 dari Inggris, B. 1351 dari Afrika Selatan dan B. 1617.2 dari India.

Varian baru tersebut masuk Indonesia tidak datang sendiri, tapi dibawa oleh manusia.

Melansir dari Tribunnews.com, ahli Epidemiologi Masdalina Pane menyebutkan 10 hari terakhir lonjakan pasien Covid-19 memiliki tingkat mutasi lebih tinggi.

"Virus covid yang berkembang saat ini merupakan varian Delta 1617.2 yang berasal dari India."

"Jenis ini memiliki mutasi atau penyebaran yang lebih cepat, walaupun virulensi atau keganasannya relatif lebih rendah," ungkap Maslina Pane.

Ia menegaskan bahwa jumlah varian inilah yang menyebabkan empat provinsi di Pulau Jawa kembali masuk zona merah.

Baca Juga: Daun Jambu Biji, Ampuh Mengatasi Keriput dan Flek Hitam di Wajah

Daerah Pulau Jawa kini menjadi episentrum penyebaran virus corona seperti wilayah Kudus, Bandung dan Jakarta.

Sedangkan untuk wilayah Bali, tidak terjadi lonjakan, namun berdasarkan temuan terakhir pada orang meninggal akibat Covid, ternyata diakibatkan varian B.1.351 asal Afrika Selatan.

Baca Juga: Ikut Vaksinasi Covid-19 Gratis di Klinik Agnez Mo, Peserta Dapat Mi Instan dan Telur

"Bedanya, yang varian dari Afrika Selatan itu virulensi atau keganasannya tinggi, namun tidak menyebar cepat. Jadi sekali orang terkena varian Afrika dalam waktu 3 hari bisa langsung meninggal," tambahnya.

Meski tidak semua daerah dalam satu provinsi mengalami lonjakan, tapi Masda meningatkan sejumlah wilayah mengalami lonjakan kasus mencapai 400 persen.

"Lonjakan ini harus disebut kebobolan karena banyak orang masuk ke Indonesia dari luar negeri dengan ketentuan karantina hanya 5 hari. Padahal, seharusnya 14 hari berdasarkan ketentuan masa optimum inkubasi dan ini menjadi standar organisasi kesehatan dunia (WHO)," tegas Masda.

Ia kemudian meminta agar pemerintah membatasi mobilisasi apalagi menjelang Hari Raya Idul Adha bulan depan.

Baca Juga: Selesai Jalani Persalinan Caesar? Ini Hal yang Perlu Diketahui Untuk Mencegah Infeksi C-Section

"Maka, dalam situasi ini sebaiknya tidak boleh ada mobilitas lanjutan, terlebih di bulan depan umat Islam akan merayakan lebaran Idul Adha. Sebaiknya dilakukan pengetatan kembali untuk mencegah lonjakan lebih besar," pesannya.(*)