Insiden ISK pada stroke akut berkisar antara 6 dan 27%, sedangkan frekuensi stroke terkait pneumonia (the frequency of stroke-associated pneumonia/ SAP) berkisar antara 5 dan 22%.
Ini dibandingkan dengan tingkat rata-rata pneumonia hanya 3,5% pada pasien non-stroke yang dirawat di rumah sakit geriatri. Pada populasi umum, risiko ISK adalah antara 3 dan 10% per hari kateterisasi.
Pneumonia pasca stroke biasanya dijelaskan sebagai akibat aspirasi karena defisit neurologis, seperti gangguan tingkat kesadaran, gangguan refleks pelindung atau disfagia.
Faktor risiko tambahan untuk SAP telah diidentifikasi yaitu keparahan stroke, subtipe stroke, ukuran lesi, ventilasi mekanik, usia, jenis kelamin dan riwayat diabetes.
Sementara pada ISK, beberapa parameter diketahui meningkatkan risiko ISK setelah stroke termasuk jenis kelamin perempuan, usia, ketergantungan sebelum stroke, keparahan stroke (diukur dengan NIHSS), fungsi kognitif yang buruk dan kateterisasi
Kateterisasi adalah faktor risiko yang dijelaskan dengan baik untuk layanan kesehatan- ISK terkait.
Baca Juga: Gejala Diabetes, Jawab 8 Pertanyaan Ini Untuk Memastikan Apakah Kita Sudah Menyandang Diabetes
Baca Juga: Anak Tanpa Saudara Kandung Memiliki Risiko Mengalami Obesitas, Studi
Penggunaannya yang tidak tepat mungkin lebih sering terjadi pada pasien stroke, sehingga semakin meningkatkan risiko ISK.