Find Us On Social Media :

Dokter THT Ungkap Kapan Anosmia Pada Pasien Covid-19 Bisa Sembuh

Lama pengobatan anosmia pada pasien Covid-19.

GridHEALTH.id - Anosmia menjadi salah satu gejala yang paling banyak dialami pasien Covid-19.

Diketahui anosmia sendiri merupakan kondisi dimana seseorang kehilangan kemampuannya dalam mencium bau.

Dijelaskan di laman mayoclinic.org (5/12/2019), bahwa ketika seseorang mengalami anosmia kualitas hidupnya akan terganggu

Sebab akibat tidak bisa mencium bebauan dan merasakan makanan, kondisi ini dapat memicu rasa tidak nafsu makan, penurunan berat badan, malnutrisi, hingga depresi.

Pada banyak kasus, anosmia bersifat sementara. Meski demikian, ada juga anosmia yang terjadi dalam jangka panjang. 

Lantas berapa lama anosmia pada pasien Covid-19 bisa sembuh?

Baca Juga: 4 Cara Alami Mengatasi Anosmia, Kehilangan Penciuman Akibat Covid-19

Dilansir dari Kompas.com (23/6/2021) Dokter Spesialis Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (THT) - Bedah Kepala & Leher dari RS Akademik UGM, Dr Mahatma Sotya Bawono, MSc, SpTHT-KL mengatakan sudah menangani banyak kasus anosmia termasuk yang belum pulih hingga lebih dari dua bulan.

"Ada pasien saya yang belum juga pulih sejak terpapar Covid-19," katanya, seperti dikutip laman ugm.ac.id.

Sementara itu, sebuah penelitian terbaru yang dipresentasikan oleh American Academy of Neurology menemukan bahwa banyak orang yang pulih dari Covid-19 masih merasakan anosmia hingga lima bulan kemudian.

Sementara penelitian lainnya menemukan bahwa lebih dari 87 % pasien Covid-19 di Italia yang menjalani rawat inap melaporkan gejala anosmia yang bertahan setidaknya dua bulan setelah keluar dari rumah sakit.

Menurut Goldberg, temuan tersebut sejalan dengan apa yang ia temukan bersama kebanyakan dokter spesialis penyakit menular lainnya.

"Lebih kurang setengah dari orang-orang dengan Covid-19 mengalami kehilangan penciuman atau perasa, dan banyak yang belum 100 % pulih dalam lima bulan," ucapnya.

Namun, Spesialis Telinga, Hidung dan Tenggorokan sekaligus profesor dari Washington University School of Medicine in St. Louis, Missouri, Jay Piccirillo, MD mengatakan, kabar baiknya adalah sekitar 90-95 % kasus anosmia terkait Covid-19 dapat kembali pulih dalam waktu dua minggu hingga 1 bulan.

"Tetapi ada juga 5-10 % orang yang kemampuan penciumannya tidak kembali, berkurang atau kembali dengan cara yang terdistorsi," kata Piccirillo seperti dikutip oleh laman McGill University.

Baca Juga: Penyintas Covid-19 Mendapatkan Kembali Indra Penciuman Lewat Parfum

Indera penciuman yang terdistorsi ini dikenal sebagai parosmia.

Mereka yang mengalaminya kerap melaporkan bahwa bau yang biasanya menyenangkan sekarang membuat sangat tidak menyenangkan.

Beberapa bau yang mereka gambarkan seperti bau sampah, karet terbakar, atau asap. Hal ini dapat sangat mempengaruhi kualitas hidup.

Sebab, seperti yang telah dijelaskan di atas, indera penciuman sangat erat kaitannya dengan indera perasa.

Ketika indera penciuman terdistorsi, mereka mungkin merasa sulit untuk menelan makanan apa pun karena seringkali rasanya sama dengan bau tidak sedap yang mereka cium.

Mengapa pulihnya penciuman bisa sangat lama?

Secara singkat, Goldberg menjelaskan bahwa hilangnya kemampuan indera penciuman menunjukkan adanya kerusakan saraf. Itulah mengapa pemulihannya bisa lambat.

"Setiap jenis kerusakan neurologis memiliki pemulihan yang lambat. Itu diukur dalam bulan atau tahun," katanya.

Itulah penjelasan tentang anosmia. Sambil menunggu anosmia sembuh, kita bisa melatih indra penciuman dengan mencium bermacam-macam bau, seperti kopi, jeruk nipis, dll.(*)

Baca Juga: Dokter THT Ungkap Cara Ampuh Kembalikan Indra Peciuman yang Hilang Akibat Covid-19, Ini Yang Harus Dilakukan

#berantasstunting

#hadapicorona

#BijakGGL