Find Us On Social Media :

48 Jam Berada di Rumah Sakit Berisiko Terpapar Penyakit Infeksi Nosokomial, Bisa Sebabkan Pneumonia

Infeksi nosokomial sering terjadi di rumah sakit.

GridHEALTH.id - Penularan penyakit infeksi ternyata bisa terjadi di rumah sakit.

Dimana infeksi yang paling sering terjadi di rumah sakit adalah infeksi nosokomial.

Dijelaskan laman osmosis.org, seseorang dikatakan mengalami infeksi nosokomial jika infeksinya didapat 48 jam ketika berada atau menjalani perawatan di rumah sakit.

Baca Juga: Penggunaan Obat Steroid Terlalu Lama Bisa Menyebabkan Kematian Jaringan Tulang Pada Pasien Pasca Covid-19, Studi

Infeksi nosokomial bisa dialami pasien, perawat, dokter, serta pekerja atau pengunjung rumah sakit.

Beberapa contoh penyakit yang dapat terjadi akibat infeksi nosokomial adalah infeksi aliran darah, pneumonia, infeksi saluran kemih (ISK), dan infeksi luka operasi (ILO).

Infeksi nosokomial bisa disebabkan oleh virus atau jamur, namun yang paling sering terjadi adalah karena infeksi bakteri.

Infeksi bakteri ini lebih berbahaya karena umumnya disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus (MRSA) yang sudah kebal (resisten) terhadap antibiotik.

Faktor-faktor yang meningkatkan risiko infeksi nosokomial diantaranya termasuk bertambahnya usia, lama rawat inap, penggunaan antibiotik spektrum luas yang berlebihan atau tidak tepat, dan jumlah perangkat atau prosedur invasif (misalnya: kateter vena sentral, kateter urin, prosedur bedah, dan ventilasi mekanis).

Selain itu, kebanyakan pasien sering memiliki kondisi penyerta seperti diabetes, penyakit paru-paru kronis, insufisiensi ginjal, atau malnutrisi.

Lantas bagaimana cara penularan infeksi nosokomial?

Baca Juga: 7 Penyakit Infeksi Kulit Pada Anak, Penyebabnya Kebanyakan Bakteri

1. Penularan lewat kateter urin

Kateter urin adalah tabung yang dimasukkan ke dalam kandung kemih untuk mengumpulkan urin ke dalam sistem pengumpulan tertutup.

Kateter urin dapat membantu pasien yang kesulitan mengontrol atau mengosongkan kandung kemihnya.

Karena pasien di bawah anestesi tidak dapat mengontrol kandung kemih mereka, kateter urin biasanya ditempatkan selama prosedur bedah untuk menjaga kandung kemih tetap kosong.

Dalam kasus ini patogen dapat menyebar melalui perineum individu atau kateter urin yang terkontaminasi dapat menyebabkan infeksi saluran kemih, yang merupakan infeksi nosokomial yang paling umum.

Baca Juga: Syaraf Kejepit Sembuh Tanpa Operasi, Kateter RACZ dan DiscFX

Gejala infeksi saluran kemih termasuk buang air kecil yang menyakitkan, nyeri pinggang, dan demam.

2. Penularan lewat prosedur operasi

Infeksi nosokomial kedua yang paling umum adalah infeksi tempat operasi yang dapat berkembang setelah operasi.

Lama operasi, teknik pembedahan, dan sterilitas kamar operasi merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kejadian infeksi nosokomial tempat pembedahan.

Infeksi tempat operasi disebabkan oleh patogen yang sudah lazim pada kulit atau oleh organisme yang dikeluarkan dari staf ruang operasi, dan sering melibatkan kulit, organ, atau bahan implan.

Gejala mungkin termasuk kulit kemerahan, nyeri tekan, dan drainase dari situs bedah.

Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Penyakit Infeksi di Mulut Bisa Sangat Menyakitkan!

3. Penularan lewat kateter vena sentral

Kateter vena sentral (juga dikenal sebagai jalur sentral) adalah tabung yang ditempatkan di vena besar di leher, lengan, dada, atau selangkangan dan dapat tetap terpasang tanpa batas.

Kateter vena sentral dapat digunakan untuk memberikan terapi intravena seperti nutrisi parenteral total (TPN), yang memberikan nutrisi dan cairan kepada pasien.

Infeksi aliran darah dapat terjadi akibat patogen yang dapat menembus kulit selama penyisipan hub dari garis pusat.

Ini adalah bentuk infeksi nosokomial ketiga yang paling umum dan memiliki tingkat kematian tertinggi.

Gejala infeksi mungkin termasuk kulit kemerahan, nyeri tekan, dan drainase di tempat penyisipan.

4. Penularan lewat ventilasi mekanis

Baca Juga: Kritik Keras Vaksin Gotong Royong dari Epidemiolog ; Batalin Aja, Enggak Usah Ada

Pneumonia terkait ventilator adalah infeksi pernapasan yang disebabkan oleh menghirup flora orofaringeal yang terkontaminasi selama ventilasi mekanis (pernapasan dengan bantuan alat).

Bersama dengan infeksi aliran darah sentral, ini adalah infeksi nosokomial ketiga yang paling umum.

Pneumonia nosokomial onset dini terjadi dalam empat hari pertama masuk dan umumnya disebabkan oleh patogen yang didapat dari komunitas seperti Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, dan Haemophilus influenzae.

Pneumonia awitan lambat sering disebabkan oleh bakteri yang resisten terhadap banyak obat seperti MRSA, Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella, dan Acinetobacter.

Tanda dan gejala termasuk demam, peningkatan produksi lendir, peningkatan jumlah sel darah putih, dan temuan rontgen dada yang abnormal.(*)

Baca Juga: Kesulitan Menelan Dapat Mengindikasikan Penyakit Infeksi Telinga

#berantasstunting

#hadapicorona

#BijakGGL