Find Us On Social Media :

Pasien Covid-19 Diseret hingga Dipukuli Warga usai Diduga Peluk Semua Orang, Pihak Keluarga: 'Kondisinya Depresi dan Takut Bertemu Orang'

Pasien Covid-19 dipukuli warga

 

GridHEALTH.id - Hingga saat ini, masih banyak masyarakat Indonesia yang masih menyangkal keberadaan virus corona penyebab penyakit infeksi Covid-19.

Bahkan, tak sedikit orang merasa marah dan jengkel usai mengetahui dirinya positif Covid-19.

Baca Juga: Dipukuli hingga Tak Ada Waktu untuk Buang Air, Para Dokter Ini Rela Pakai Popok Dewasa Selama Tangani Pasien Virus Corona

Seperti seorang pria di Kabupaten Toba, Provinsi Sumatera Utara yang akhirnya dipukuli warga.

Diketahui, pria bernama Salamat Sianipar (45) adalah seorang pasien Covid-19 yang belum lama ini dinyatakan positif.

Baca Juga: PPKM Diperpanjang hingga 8 Agustus, Diberlakukan di Seluruh Wilayah Indonesia, Bukan Hanya Jawa-Bali

Bukan tanpa sebab, warga menyeret, mengikat hingga memukuli Salamat lantaran diduga sengaja memeluk semua orang dalam kondisi dirinya tengah positif Covid-19.

Dalam video yang beredar di media sosial, sejumlah orang menganiayanya menggunakan benda keras seperti kayu panjang.

Baca Juga: Demam pada Pasien Covid-19, Ini Tips Aman Mandi dan Merawat Diri saat Jalani Isolasi Mandiri

Tak cuma dipukuli, korban juga diikat dan diseret-seret hingga tersungkur.

Berdasarkan penuturan keponakan Salamat, Jhosua Lubis, kejadian tersebut terjadi pada Kamis (22/7/2021 lalu.

"Awalnya Tulang saya terkena Covid-19. Dokter menyuruh isolasi mandiri. Tetapi masyarakat tidak terima," tulis Joshua di akun Instagram pribadinya @jhosua_lubis.

Baca Juga: Stok Obat-obatan Covid-19 Menipis, Jokowi Telepon Menkes: 'Enggak Ada Sudah Seminggu Lebih'

Joshua menceritakan kronologis sang paman (Tulang) yang akhirnya mengamuk lantaran dikucilkan masyarakat.

"Akhirnya dia dijauhkan dari Kampung Bulu Silape. Dia kembali lagi ke rumahnya tetapi masyarakat tidak terima. Malah masyarakat mengikat & memukuli dia. Seperti hewan & tidak ada rasa manusiawi," tambahnya.

Akibat kejadian tersebut, Salamat melarikan diri hingga ke sawah.

"Tulang saya tadi siang ditemukan oleh organisasi PBB TOBASA di Sawah Daerah Lewat Sipitupitu, Sumatera Utara.""Dengan kondisi yang depresi & takut untuk bertemu dengan orang-orang sekitar dikarenakan kejadian sebelumnya," tuturnya.

Pihak keluarga rupanya tak terima dengan kejadian tersebut hingga meminta pemerintah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang Covid-19.

Baca Juga: Jangan Sembarangan, Begini Cara Membersihkan Ruangan Setelah Isolasi Mandiri!

Bahkan, keluarga meminta agar warga yang memukuli Salamat segera dituntut.

"Kami pihak keluarga meminta keadilan dituntut seadil-adilnya untuk para pelaku," tandas Joshua.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Toba Audi Murphy Sitorus mengatakan, kejadian tragis yang dialami oleh Salamat karena dia berperilaku aneh.

Pasalnya, setelah tahu dirinya terkonfirmasi positif Covid-19 ia langsung memeluki warga agar tertular virus corona.

"Kemarin saat terpapar (Covid-19), entah stres atau apa, asal ketemu sama orang, dipelukinya orang supaya kena juga," kata Audy dikutip dari TribunMedan.com.

"Pokoknya tindakannya aneh. Bahkan Wakapolsek pun datang waktu itu langsung mau dipeluknya. Bidan desa itu juga saat mau memakaikan APD langsung dipeluknya," sambungnya.

Baca Juga: Jaga Imun Warga, Pemerintah Larang Siarkan Berita Kematian Lewat Pengeras Suara Masjid di Pamekasan

Kendati demikian, Bupati Toba Poltak Sitorus mengatakan, Salamat akan mendapat penanganan khusus karena memiliki gejala depresi.

"Pasien tersebut perlu ditangani dengan perlakuan khusus karena ada gejala depresi. Harus ditempatkan dalam satu kamar tersendiri, jadi tidak digabung dengan pasien Covid lain," katanya. (*)

Baca Juga: Ringankan Beban Pasien Covid-19 saat Isoman, Dokter: Ketua RT/RW Bisa Sediakan Oksimeter untuk Dipinjamkan selama 14 Hari

#hadapicorona