GridHEALTH.id - Atlet angkat besi putri, Nurul Akmal yang baru saja ikut mengharumkan Indonesia di ajang bergengsi Olimpiade Tokyo 2020 kini telah tiba kembali di Tanah Air.
Meski gagal membawa pulang medali di Olimpiade Tokyo 2020, namun kisah perjuangan Nurul Akmal patut diacung jempol.
Nurul Akmal merupakan anak dari seorang petani di Desa Serba Jaman Tunong, Kecamatan Tanah Luas, Kabupaten Aceh Utara.
Dia mulai mengenal dan berlatih cabang olah raga angkat besi putri sejak tahun 2010 saat ia duduk di kelas 1 SMA, yakni setelah mengikuti program pembinaan Diklat Tunas Bangsa yang dikelola oleh Dinas Pemuda Dan Olah Raga Provinsi Aceh.
Pelatih angkat besi Aceh, Effendi Eria, menjelaskan awalnya Nurul Akmal ditemukan perwakilannya saat sedang mengangkut padi.
Sayangnya, dibalik perjuangan kerasnya, Nurul Akmal malah kena body shaming setibanya di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Rabu (04/08/2021) malam.
Diketahui, sekitar pukul 00.00 WIB (Jumat, 5/8/2021) rombongan terakhir kontingen Indonesia yang berlaga di Olimpiade Tokyo 2020 kembali ke Tanah Air.
Namun, kejadian tak mengenakan menimpa atlet angkat besi putri Indonesia, Nurul Akmal yang menjadi korbanbody shaming.
Hal ini terlihat dalam video penyambutan para atlet yang diunggah akun resmi Instagram Tim Olimpiade Indonesia.
Kejadian berawal ketika Nurul Akmal mengambil karangan bunga di atas meja.
Tiba-tiba dalam video yang beredar di media sosial itu terdengar celetukan yang diteriakan secara keras.
"Yang paling kurus," sebuah teriakan terdengar jelas.
Baca Juga: Kabar Baik bagi Warga Tak Punya NIK, Kemenkes Sampaikan Tetap Bisa Vaksinasi Covid-19, Ini Caranya!
Sontak beberapa orang dalam barisan di belakangan Nurul langsung menoleh ke sumber suara tersebut.
Padahal, body shaming dapat memberikan efek negatif bagi kesehatan seorang wanita.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal The Obesity Society dari University of Pennsylvania mengenai body shaming.
Menurut studi tersebut rasa sakit dari pesan-pesan olokan mengenai bentuk tubuh dapat berdampak pada kesehatan dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan metabolisme.
Meskipun kesannya hanya bercanda atau ingin membantu seseorang yang bertubuh gemuk, mengolok tubuh seseorang bisa jadi justru menghancurkan motivasi serta rasa percaya dirinya.
Ini tentunya bisa membuat hormon kortisol meningkat yang menyebabkan stres, peningkatan berat badan, hingga depresi.
Bila kondisi dibiarkan orang yang mengalaminya rentan terkena penyakit kardiovaskular dan gangguan metabolisme.
Bahkan, risiko paling yang sangat besar dan fatal dari depresi akibat body shaming adalah bunuh diri.
Baca Juga: Kabar Baik bagi Warga Tak Punya NIK, Kemenkes Sampaikan Tetap Bisa Vaksinasi Covid-19, Ini Caranya!
Kendati diduga mengalami body shaming, atlet angkat besi putri Nurul Akmal malah melempar senyum ke kamera. (*)
#hadapicorona