Find Us On Social Media :

13 Persen Anak Depresi selama Pandemi, Kak Seto Berikan Cara Tumbuhkan Keberanian dan Usir Bosan Akibat Sekolah Daring

Cara mengurasngi depresi pada anak

GridHEALTH.id - Pandemi Covid-19 memang membuat sebagian besar masyarakat dunia merasa stres dan bosan.

Tak terkecuali, para anak-anak yang harus menghabiskan waktu di rumah saja, mulai dari menahan untuk bermain di luar rumah hingga sekolah dari rumah.

Baca Juga: Jangan Biarkan Diabetes Menghambat Prestasi Anak di Sekolah, Ini yang Perlu Dilakukan Orangtua

Akibatnya, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi yang akrab dipanggil Kak Seto mengatakan, selama pandemi Covid-19 sebanyak 13 persen anak mengalami depresi.

"13 persen anak depresi, kekerasan pada anak atas nama pendidikan," ujarnya dalam Konferensi Pers Virtual “Peluncuran Gerakan Sosial #AyoTunjukTangan, Dukung Kemajuan Anak Indonesia” bersama SGM Eksplor, Senin (16/08/2021).

Baca Juga: Usai Dibandingkan dengan India, Jokowi Turunkan Harga Tes PCR 450-500 Ribu Hasil 1x24 Jam: 'Cara untuk Memperbanyak Testing'

Kak Seto mengungkapkan, banyak anak yang merasa gelisah, cemas, susah tidur, sulit makan, bosan, marah-marah, dan malas belajar akibat terlalu lama sekolah daring.

Untuk itu, Kak Seto memberikan beberapa tips mengusir rasa bosan pada anak selama sekolah dari rumah.

1. Hargai anak

Seto mengungkapkan, meski anak-anak tidak bisa bersekolah langsung, orangtua harus menghargai anak-anak. Termasuk menghargai privasi anak-anak.

Baca Juga: Miliki Riwayat Hepatitis, Jerinx Divaksin Covid-19, Ini yang Dirasakannya Setelah Disuntik

2. Jangan terlalu banyak tekanan

Menurut Kak Seto, menyuruh anak untuk belajar dengan cara orangtua dapat menambah depresi dan stres pada anak.

"Jangan ditekan dengan kurikulum sekolah, harus begini-begitu," ujarnya.

3. Puji anak

Kak Seto mengatakan, setiap anak memiliki sisi kelembutan, untuk itu setiap orangtua terlebih ibu dimohon untuk lebih bersabar.

Cobalah untuk menggunakan suara halus dan lembut, dan tidak lupa untuk memuji anak apapun yang mereka lakukan.

4. Harus tumbuhkan rasa berani

Baca Juga: Mengapa Lansia dan Penyandang Diabetes Lebih Berisiko Terinfeksi Covid-19, Ini Kata Ahli

Orangtua tidak boleh menyuruh anak untuk memberanikan diri menjawab pertanyaan para guru saat sekolah daring. Namun, coba perhatikan kemampuan anak.

"Yang penting sekarang adalah kurikulum kehidupan, bagaimana anak menghadapi Covid-19 ini dengan sehat. Kurikulum ini adalah sesuatu yang membuat gembira dan anak-anak akan cerdas pada bidang yang berbeda," ungkap Seto.

Untuk itu, orangtua diminta melihat kemampuan anak sesuai bidang dan bakat yang dimiliki sehingga anak memiliki keberanian menghadapi sesuatu.

5. Temukan potensi anak

Kak Seto menyarankan agar para orangtua mendorong potensi dan kemampuan anak di bidangnya.

Dengan menemukan dan menghargai potensi anak, nantinya mereka akan lebih bahagia.

Selain itu, Kak Seto juga menyarankan agar anak-anak untuk makan makanan bergizi seimbang dan juga olahraga.

Baca Juga: Menggunakan Obat Malaria dan Obat Kanker, WHO Pimpin Uji Coba Obat Covid-19 Untuk Kurangi Risiko Kematian

Melansir laman Mayo Clinic, mengonsumsi buah dan sayur dapat meningkatkan hormon kebahagiaan.

Bahkan, makan ikan yang kaya asam lemak omega 3 mampu mengobati depresi dan gejala depresi.

Tak hanya itu, berjemur juga penting dilakukan selama masa pandemi untuk mengusir bosan akibat sekolah dari rumah.

Penelitian yang dipublikasikan dalam Indian Journal of Psychological Medicine menunjukkan bahwa orang dengan depresi lebih cenderung rendah atau kekurangan vitamin D.

Baca Juga: Dapat Hibah dari Uni Emirat Arab, Pemerintah Percepat Vakasinasi Covid-19 di Jawa Bali Bagi Penyandang Disabilitas

Baca Juga: Manfaat Rutin Minum Air Rebusan Daun Jambu Biji, Kolestrol Tinggi Kandas

Akibat hal tersebut, berjemur juga baik bagi para anak-anak untuk mencegah dan mengobati depresi selama pandemi Covid-19. (*)

#hadapicorona