GridHEALTH.id - Ekstrak propolis ternyata bisa menjadi pilihan untuk membantu pengobatan pasien demam berdarah.
Hal ini dikarenakan zat resin yang dikumpulkan oleh lebah madu dari sumber tumbuhan tersebut mampu meningkatkan kadar tromobosit yang rendah atau kurang dari 100.000 per mikroliter pada pasien demam berdarah.
Diketahui penyakit demam berdarah dapat membuat jumlah trombosit dalam tubuh menurun drastis.
Dijelaskan dalam laman redcrossblood.org, bahwa trombosit adalah fragmen sel kecil yang tidak berwarna dalam darah kita yang membentuk gumpalan dan berfungsi menghentikan atau mencegah pendarahan.
Normalnya jumlah trombosit pada tubuh seseorang berkisar antara 140.000 sampai 450.000 per mikroliter (mcL) darah.
Dimana jika kadar trombosit dibawah angka tersebut, ada indikasi seseorang mengalami kadar trombosit rendah atau tidak normal.
Sementara itu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 1997, menyatakan bahwa demam yang disertai penurunan nilai trombosit di bawah 100.000 per mcL dapat dicurigai adanya infeksi virus demam berdarah.
Terkait propolis yang dapat membantu meningkatkan kadar trombosit yang rendah pada pasien demam berdarah diketahui diungkap hasil studi 2015 yang dilakukan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto Jakarta terhadap 63 pasien demam berdarah.
Baca Juga: Selain Cek Trombosit, Tes Ini Harus Dilakukan Untuk Memastikan Demam Berdarah
Hasil penelitian ini juga telah dipublikasikan dalam jurnal Dove Medical Press, sebuah open access peer-review jurnal dan PubMed Central.
Meski begitu ekstrak propolis tersebut bukan obat demam berdarah, melainkan terapi tambahan untuk penyembuhan demam berdarah.
Hal ini pun ditegaskan langsung oleh Kasub SMF/Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi Departemen Penyakit Dalam, Letnan Kolonel Ckm Dr. Soroy Lardo, Sp.PD, seperti dilansir dari Kompas.com (6/3/2015).
“Obat ini dijadikan sebagai terapi tambahan dalam pengobatan pasien DBD. Adapun variabel yang diselidiki yaitu penanda anti-inflamasi, tingkat trombosit, leukosit, hematokrit, dan suhu tubuh,” kata Soroy.
Selain Soroy, penelitian ini juga dilakukan oleh tim peneliti RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta yang terdiri dari Kolonel Ckm Dr. Djoko Wibisono, SpPD, Letnal Kolonerl Cfm Dr. Bagus Sulistyo Budhi, Sp.KJ, dan dokter asisten dr. Yongkie Iswandi Purnama.
Dalam penelitian, para responden dibagi menjadi dua kelompok, yang pertama mendapatkan ekstrak propolis propoelix 200 berbentuk kapsul dan kelompok kedua diberi plasebo (obat yang tidak memiliki zat aktif dan tidak memiliki efek apapun).
Baca Juga: 10 Tanaman yang Mampu Membantu Mempercepat Pengobatan Demam Berdarah
"Hasilnya, 31 pasien yang meminum ekstrak propolis menunjukkan pemulihan lebih cepat pada hari ke-3 dan secara statistik lebih signifikan pada hari ke-6 dan ke-7, khususnya pada jumlah trombosit. Mereka yang meminum ekstrak propolis memiliki masa rawat inap lebih singkat di rumah sakit daripada yang berada di kelompok plasebo,” jelas Soroy.
Secara umum, pasien yang menerima ekstrak propolis memang menjalani rawat inap sekitar satu sampai dua hari lebih singkat.
"Berbeda sehari dengan yang kelompok plasebo, tapi secara statistik itu bermakna," katanya.
Ditegaskan oleh Djoko Wibisono, ekstrak propolis digunakan sebagai terapi tambahan, bukan obat.
"Yang utama tetap monitoring, terutama monitoring cairan pasien. Di sini kami akan menggunakan ekstrak propolis sebagai terapi tambahan, tapi tetap dengan persetujuan pasien," katanya.(*)
Baca Juga: 5 Penyakit Infeksi Menular Langganan Orang Indonesia, Semuanya Berisiko Tinggi
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL