Find Us On Social Media :

Menkes Prediksi Pandemi Covid-19 Bisa Jadi Epidemi selama 5-10 Tahun , Pemerintah Siapkan 5 Penanganan Jangka Panjang

Menkes, Budi Gunadi Sadikin menyebutkan bahwa pandemi Covid-19 bisa berubah menjadi epidemi

GridHEALTH.id - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin kembali memberikan kabar terkait penanganan Covid-19 di Indonesia.

Dalam konferensi pers Nota Keuangan dan RUU APBN 2022 pada Senin (16/8/2021), Budi menyebutkan bahwa pandemi Covid-19 dapat berubah menjadi penyakit epidemi di Indonesia.

Baca Juga: Ahli Sebut Virus Corona Bakal Bertahan di Indonesia sampai 5 Tahun: 'Pandemi Ini Masih Panjang', Akan Kasus Flu Spanyol Terulang?

"Mungkin akan berubah menjadi epidemi dan kita masih hidup dengan mereka (virus corona) selama bisa 5 tahun, bisa 10 tahun bisa juga lebih lama dari itu," kata Budi, dikutip dari Kompas.com.

Berdasarkan laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), epidemi terjadi ketika suatu penyakit telah menyebar dengan cepat ke wilayah atau negara tertentu dan mulai memengaruhi populasi penduduk di wilayah atau negara tersebut. 

Baca Juga: Membuktikan Informasi Vaksin Covid-19 Membuat Orang Meninggal adalah Hoaks

Sementara itu, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebutkan bahwa pandemi Covid-19 ini kemungkinan besar akan menjadi sebuah endemi di dunia.

Prediksi tersebut, berdasarkan temuan dari penelitian yang dilakukan oleh Nature terhadap 100 ahli imunologi, firologi, dan peneliti penyakit menular, 89 persen di antara mereka setuju Covid-19 akan menjadi endemi.

"Hal baik yang dapat ditangkap yakni di masa yang akan datang kekebalan masyarakat akan meningkat terhadap virus corona seiring dengan akselerasi vaksinasi ataupun infeksi alamiah," kata Wiku dalam kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (18/8/2021).

Baca Juga: Antisipasi Hal yang Tak Diinginkan dari Pendaftaran Vaksin Covid-19 Online, Pemkab Wonogiri Lakukan Cara Lain

Akibat hal tersebut, Wiku menjelaskan bahwa pemerintah telah menyiapkan 5 penanganan jangka panjang.

1. Mengendalikan kegiatan masyarakat dan modifikasi perilaku menjalankan protokol kesehatan

"Selama virus ini masih ada maka proses mengetat-longgarkan kegiatan akan terus dilakukan demi mencapai masyarakat yang sehat dan produktif serta aman," ujar Wiku.

2. Mempercepat pembentukan kekebalan komunitas atau herd immunity

Pemerintah akan mempercepat pembentukan herd immunity secara gradual atau bertahap, mulai dari pembentukan kekebalan regional, daerah aglomerasi, hingga perlahan terbentuk kekebalan menyeluruh secara nasional.

"Apabila Indonesia telah mencapai kekebalan komunitas secara nasional, RI bakal menyumbang angka cukup besar dalam eliminasi Covid-19 secara global," tutur Wiku.

3. Meningkatkan kapasitas dan infrastruktur kesehatan

Baca Juga: Dikabarkan Rela Gelontorkan Rp 1 M untuk Operasi Keperawanan, Dewi Perssik Akui Tak Pernah Dapat Nafkah Lahir Batin dari Mantan Suami

Pemerintah secara merata akan meningkatkan testing, tracing, dan treatment di seluruh pelosok daerah.

4. Mengawasi distribusi varian virus yang muncul dan terus berkembang

Seperti diwartakan beberapa waktu lalu, kita sudah memiliki varian asli Indonesia yang mana jika tidak dikendalikan bisa menjadi Variant of Concern (VOC) atau Varian of Interest (VOI).

"Diupayakan pula untuk terus memperbarui teknologi guna meminimalisasi efek varian virus, baik terhadap upaya pengobatan diagnostik maupun upaya pelayanan kesehatan lainnya," sambung Wiku.

5. Menyusun rencana ketahanan kesehatan masyarakat jangka panjang

Rencana ini melibatkan pertimbangan multidisiplin, seperti interaksi antarmanusia, hewan, dan tumbuhan sebagai investasi kesehatan jangka panjang.

Baca Juga: WHO; Kasus Kematian Pasien Covid-19 di Indonesia Tertinggi di Dunia

"Hal ini akan sangat bermanfaat tidak hanya untuk menangani Covid-19, tetapi juga mempersiapkan diri terhadap ancaman kedaruratan kesehatan masyarakat di masa yang akan datang," kata Wiku.

Menurut Wiku, upaya tersebut akan dievaluasi terus menerus.

"Upaya ini baiknya dimonitoring dan dievaluasi berkala demi penanganan yang antisipatif," ujarnya. (*)

Baca Juga: Peneliti di Inggris Kembangkan Tes PCR yang Lebih Murah dan Cepat

#hadapicorona