Find Us On Social Media :

Mengenal Diabetes Insipidus Pada Anak, Gejala dan Cara Mengatasi

Anak dengan kondisi diabetes insipidus akan selalu merasa kehausan dan sering buang air kecil.

GridHEALTH.id - Diabetes insipidus (DI) adalah bagian dari kelompok penyakit poliuria dan polidipsia herediter atau didapat di mana ginjal mengeluarkan sejumlah besar air terlepas dari status hidrasi tubuh.

DI disebabkan oleh dua hal, pertama adalah  defisiensi sekresi ADH (Antidiuretic Hormon) oleh kelenjar pituitari (DI sentral atau neurogenik).

Penyebab kedua adalah ketidakresponan tubulus ginjal terhadap vasopresin (DI nefrogenik).

Diabetes insipidus terbagai menjadi diabetes insipidus sentral (Central Diabetes Insipidus/CDI) dan diabetes insipidus nefrogenik (Nefrogenic Diabetes Insipidus/NDI) 

Ciri khas DI sentral (CDI) adalah poliuria (volume urin lebih dari 150 ml/kg/24 jam saat lahir, 100-110 ml/kg/24 jam sampai usia 2 tahun, dan 40-50 ml/kg/ 24 jam pada anak yang lebih tua dan orang dewasa).

Lalu urin encer (osmolalitas 1 Nefrogenik DI (NDI) ditandai dengan poliuria dengan polidipsia, demam berulang, konstipasi, dan dehidrasi hipernatremik akut setelah lahir yang dapat menyebabkan gejala sisa neurologis.

Baca Juga: Diabetes Insipidus, Kondisi Membuat Kita Terus Mengalami Dehidrasi

Baca Juga: Sleep Apnea Pada Anak Berisiko Munculkan Gangguan Jantung Saat Dewasa

CDI yang didapat dapat terjadi pada usia berapa pun dan biasanya sekunder dari suatu kondisi yang merusak sistem saraf pusat.

Cedera khas termasuk trauma kepala, tumor, dan prosedur bedah saraf. CDI dianggap idiopatik pada 20-50% kasus. 

DI sentral dengan pewarisan pola dominan autosomal disebabkan oleh mutasi pada gen prepro-arginine vasopressin (prepro-AVP2), yang dipetakan ke lokus 20p13.

Baca Juga: Manfaat Air Kelapa Saat Pandemi Covid-19, Meningkatkan Imunitas Tubuh

Baca Juga: Risiko Munculnya Infeksi Pasca Bedah Berkurang Setelah Usia 65, Studi

DI sentral dengan diabetes mellitus, atrofi optik, dan keterbelakangan mental (sindrom Wolfram) dapat diturunkan dalam pola resesif autosomal (lokus 4p16) atau mungkin karena delesi mitokondria.

Pengobatan dapat dilakukan oleh dokter dengan melihat kondisi ginjal pasien. (*)

#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL