2. Waspadai tanda kegawatan
Orangtua wajib tahu tanda-tanda yang perlu diwaspadai selama bayi menjalani isolasi mandiri, agar segera dibawa ke rumah sakit.
dr. Yovita menyebutkan ada beberapa tanda kegawatan, seperti anak banyak tidur atau menurunnya kesadaran, napas cepat, saturasi oksigen di bawah 95%, cekung di dada, napas kembang kempis, muntah, mencret, tidak dapat masuk makanan, kejang, memiliki penyakit penyerta, muncul tanda dehidrasi, dan demam terus menerus.
Penting diingat, orangtua perlu tahu frekuensi napas per menit yang normal pada anak.
Untuk anak usia 0-2 bulan sebanyak 60 kali per menit, 2-12 bulan, 50 kali per menit, 1-5 tahun 40 kali per menit, dan 5 tahun ke atas 30 kali per menit.
Baca Juga: Diare yang Tidak Tertangani Pada Lansia Bisa Sebabkan Alzheimer
"Cara menghitung pergerakan napas, perhatikan gerakan dada bayi, setiap tarikan napas dan embus napas dihitung satu kali napas. Hitung napas dalam satu menit penuh," ujar dr. Yovita.
Ketahui juga ciri bayi terhidrasi seperti buang air kecil 2-3 jam sekali, warna urine jernih atau kuning muda, ubun-ubun tidak kejung, dan saat perut dicubit kembalinya cepat.
3. Cukupi asupan nutrisi
Untuk bayi berusia di atas 6 bulan, cukupi asupan nutrisinya dalam MPASI sehari-hari seperti dilengkapi dengan karbohidrat, protein, lemak, sayur yang kaya akan vitamin dan mineral, serta kurangi asupan gula.
Sementara itu, untuk vitamin bisa diberikan vitamin C, D, dan zink.
"Untuk obat antivirus dan obat lainnya diberikan sesuai gejala yang muncul," ujar dr. Yovita.
Baca Juga: Tak Perlu Punya Teman Banyak, Cukup Satu Pendengar Setia Agar Hidup Panjang Umur, Studi