Find Us On Social Media :

Jika Bayi Terpapar Covid-19, Ini yang Harus Orangtua Lakukan

Jika bayi terpapar Covid-19, ini yang harus orangtua lakukan dan ketahui.

GridHEALTH.id - Bayi bisa saja terpapar Covid-19.

Jika sampai ini terjadi, inilah yang banyak menjadi kebingungan orangtua. Tidak mungkin bayi harus menjalani isolasi mandiri seorang diri.

Baca Juga: 3 Strategi Pemerintah Indonesia Hidup Berdampingan Dengan Covid-19

Oleh karenanya, berikut ini informasi penting apa yang hatus orangtua lakukan manakala bayi terpapar Covid-19;

1. Ketahui gejalanya

Gejala bayi terpapar Covid-19 sama dengan orang dewasa.

Dokter spesialis anak, dr. Yovita Ananata, Sp.A, MHSM, IBCLC menjelaskan  bahwa memang cukup sulit melihat gejala covid-19 pada bayi.

"Tapi, bisa diperhatikan apakah bayi lebih rewel, cenderung lemas, atau menyusunya tampak berkurang karena mungkin indera perasaannay terganggu," jelas dr. Yovita yang dikutip dari Kompas.com.

dr. Yovita juga meminta untuk orangtua memerhatikan kalau bayinya mengalami batuk dan pilek, apalagi sempat kontak dengan orang yang baru saja terkonfirmasi positif Covid-19.

Baca Juga: Program Vaksinasi Covid-19 Indonesia Masuk Ranking 9 Dunia, Menkes Targetkan Selesai Januari 2022

2. Waspadai tanda kegawatan

Orangtua wajib tahu tanda-tanda yang perlu diwaspadai selama bayi menjalani isolasi mandiri, agar segera dibawa ke rumah sakit.

dr. Yovita menyebutkan ada beberapa tanda kegawatan, seperti anak banyak tidur atau menurunnya kesadaran, napas cepat, saturasi oksigen di bawah 95%, cekung di dada, napas kembang kempis, muntah, mencret, tidak dapat masuk makanan, kejang, memiliki penyakit penyerta, muncul tanda dehidrasi, dan demam terus menerus.

Penting diingat, orangtua perlu tahu frekuensi napas per menit yang normal pada anak.

Untuk anak usia 0-2 bulan sebanyak 60 kali per menit, 2-12 bulan, 50 kali per menit, 1-5 tahun 40 kali per menit, dan 5 tahun ke atas 30 kali per menit.

Baca Juga: Diare yang Tidak Tertangani Pada Lansia Bisa Sebabkan Alzheimer

"Cara menghitung pergerakan napas, perhatikan gerakan dada bayi, setiap tarikan napas dan embus napas dihitung satu kali napas. Hitung napas dalam satu menit penuh," ujar dr. Yovita.

Ketahui juga ciri bayi terhidrasi seperti buang air kecil 2-3 jam sekali, warna urine jernih atau kuning muda, ubun-ubun tidak kejung, dan saat perut dicubit kembalinya cepat.

3. Cukupi asupan nutrisi

Untuk bayi berusia di atas 6 bulan, cukupi asupan nutrisinya dalam MPASI sehari-hari seperti dilengkapi dengan karbohidrat, protein, lemak, sayur yang kaya akan vitamin dan mineral, serta kurangi asupan gula.

Sementara itu, untuk vitamin bisa diberikan vitamin C, D, dan zink.

"Untuk obat antivirus dan obat lainnya diberikan sesuai gejala yang muncul," ujar dr. Yovita.

Baca Juga: Tak Perlu Punya Teman Banyak, Cukup Satu Pendengar Setia Agar Hidup Panjang Umur, Studi

4. Ketahui kapan selesainya isoman

Isolasi mandiri bisa dilakukan selama 10 hari ditambah 3 hari tanpa gejala.

"Kalau memungkinkan, lakukan tes swab PCR lagi setidaknya 10 hari atau bahkan 14 hari dari tes swab PCR pertama," jelas dr. Yovita.

Dan, untuk Moms atau Dads yang turut merawat Si Kecil selama isoman, penting untuk menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker ganda dan selalu mencuci tangan.(*)

Baca Juga: Jenis Jamur Bisa Dikonsumsi dan Ampuh Menurunkan Kolesterol Tinggi

 

Artikel ini telah publish di nakita.id dengan judul; Ketahui 4 Penanganan Covid pada Bayi Selama Jalani Isolasi Mandiri