Mengenai hal itu, tim peniliti yang dipimpin oleh spesialis penyakit infeksi baru, Linfa Wang dari Duke-NUS Medical School di Singapura, mengidentifikasi delapan penyintas SARS yang baru-baru ini menerima dua suntikan vaksin messenger RNA COVID-19.
Dalam penelitiannya ditemukan, dalam tabung reaksi antibodi yang disaring dari darah mereka berpotensi "menetralkan" strain awal SARS-CoV-2 serta SARS-CoV, virus yang menyebabkan SARS.
Mengenai hal ini Wang dan rekannya telah melaporkannya di The New England Journal of Medicine.
Dari hasil penelitian lebih lanjut ditemukan antibodi penetralisir ini bekerja dengan baik melawan varian Alpha, Beta, dan Delta dari SARS-CoV-2 dan menghalangi lima virus corona terkait yang ditemukan pada kelelawar dan trenggiling, yang berpotensi bisa menginfeksi manusia.
Untuk dipahami studi ini tentang kekebalan spektrum luas terhadap sarbecovirus—bagian dari virus corona yang mencakup penyebab SARS dan COVID-19—adalah “kabar luar biasa dan sangat baik,” kata Priyamvada Acharya, ahli biologi struktural di Duke University yang bekerja pada penelitian vaksin pancoronavirus, yang tidak terlibat dalam studi baru.
Baca Juga: Cara Meredakan Vertigo Dengan Bahan Alami, Salah Satunya Dengan Cabai Rawit
“Makalah ini memberikan bukti prinsip bahwa vaksin pansarbecovirus adalah mungkin.”
Ini juga menandai langkah penting menuju harapan jangka panjang—vaksin yang bekerja melawan semua virus corona—kata beberapa peneliti yang mencoba mengembangkan perlindungan impian ini.
Penting diketahui, SARS-CoV dan SARS-CoV-2 sekitar 80% identik, dan keduanya memulai infeksi ketika protein permukaannya, spike, berikatan dengan reseptor seluler manusia yang dikenal sebagai angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2).