Find Us On Social Media :

Pasien Covid-19 Tanpa Gejala 2 Kali Lipat Lebih Tinggi Alami Kerusakan Ginjal, Studi

Risiko kerusakan ginjal pada pasien Covid-19 bisa muncul setelah sembuh, menurut studi.

GridHEALTH.id - Sejumlah pasien Covid-19 dilaporkan mengalami masalah pada ginjal setelah dinyatakan sembuh.

Laporan tersebut diungkap sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of American Society of Nephrology.

Bahkan masalah ginjal tersebut juga banyak dialami pasien Covid-19 yang tidak mengalami gejala saat terinfeksi alias orang tanpa gejala (OTG).

Dilansir dari Bloomberg (1/9/2021), studi tersebut menjelaskan jika cedera pada organ penyaringan darah dapat terjadi di antara orang-orang yang menjalani isolasi mandiri di rumah.

Dan risiko tersebut meningkat seiring dengan tingkat keparahan infeksi Covid-19 yang dialami.

Terlebih disebutkan juga bahwa meski pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri tanpa gejala dan masalah ginjal sebelumnya, mereka justru dua kali lipat lebih tinggi terkena penyakit ginjal stadium akhir, dibandingkan dengan seseorang yang tidak pernah menderita Covid-19.

Masalah ini dikarenakan masalah yang terjadi pada ginjal sering kali tidak bisa diidentifikasi sejak awal.

Data dalam laporan tersebut menunjukkan 7,8 orang per 10.000 pasien Covid-19 dengan gejala ringan hingga sedang mengalami masalah ginjal yang serius.

Hal itu diungkapkan Ziyad Al-Aly, direktur pusat epidemiologi klinis di Sistem Perawatan Kesehatan Louis di Missouri, yang juga merupakan orang yang memimpin tim penelitian tersebut, Rabu (1/9/2021).

Baca Juga: Waspadai Gejala Kanker Renal Cell Carsinoma, Kanker Ginjal Paling Umum

“Ini bukan jumlah yang kecil, jika Anda mengalikan dengan jumlah besar orang Amerika dan juga secara global yang mungkin berakhir dengan penyakit ginjal stadium akhir,” ujarnya.

"Ini benar-benar besar, dan itu benar-benar akan menentukan hidup kita mungkin untuk dekade berikutnya atau lebih."

Pada bulan April lalu, Al-Aly bersama timnya mengumpulkan data yang dikumpulkan selama perawatan rutin dari Administrasi Kesehatan Veteran (VA).

Data tersebut digunakan untuk mendokumentasikan rangkaian efek melemahkan yang mengganggu para penyintas Covid beberapa bulan setelah diagnosis.

Beberapa masalah yang di data mulai dari pembekuan darah, stroke, diabetes. dan kesulitan bernaas hingga kerusakan jantung, hati dan ginjal, depresi, kecemasan dan kehilangan ingatan.

Seperti diketahui, beberapa masalah tersebut juga bisa menyerang penyintas Covid-19 yang tidak merasakan gejala saat terinfeksi.

Masalah itu juga berkontribusi pada keluhan yang dialami oleh penderita long Covid.

Penelitian terbaru Al-Aly membandingkan risiko kondisi terkait ginjal pada 89.216 pengguna VA yang selamat dari Covid dengan lebih dari 1,7 juta orang tanpa Covid-19.

“Apa yang benar-benar bermasalah tentang penyakit ginjal adalah bahwa penyakit itu benar-benar diam, tidak benar-benar bermanifestasi dalam rasa sakit atau gejala lainnya,” kata Al-Aly, yang juga bekerja sebagai ahli nefrologi.

Baca Juga: Anies Baswedan Beri Kabar Gembira! Kasus Covid-19 di Jakarta Makin Terkendali, Sekolah Tatap Muka Akan Dilaksanakan Setiap Hari

Temuannya cukup menambah daftar panjang masalah kesehatan yang bisa disebabkan oleh Covid-19.

Pasien Covid-19 yang tidak dirawat di rumah sakit memiliki peningkatan risiko 23 % menderita cedera ginjal akut dalam waktu enam bulan.

Cedera akut biasanya berkaitan dengan kondisi yang menghambat pembuangan limbah dan racun dari darah.

Dokter yang merawat para penyintas Covid-19 juga harus waspada terhadap spektrum penyakit ginjal yang luas di antara pasien-pasien ini, menurut Al-Aly.

Dia meminta dokter memasukkan kemungkinan adanya masalah ginjal terhadap pasien Covid-19 atau penyintas Covid-19.

Hal ini agar dokter bisa melakukan pengecekan awal yang sangat dibutuhkan.

“Jika ini benar-benar terjadi pada skala yang lebih luas, dan kami pikir memang demikian, hanya masalah waktu sebelum kita melihat semua orang ini datang ke klinik, membutuhkan dialisis, membutuhkan transplantasi yang menempatkan banyak beban pada pasien," ujarnya.

"Masalah tersebut juga akan benar-benar sangat mahal untuk sistem perawatan kesehatan,” ucapnya.(*)

Baca Juga: Selama Pandemi Covid-19, Masyarakat Gagal Membantu Penderita Demensia, WHO

#berantasstunting

#hadapicorona

#BijakGGL