Find Us On Social Media :

Manfaat Menelan Sperma dan Seberapa Sering Harus Dileluarkan Juga Risiko Kanker Prostat

Manfaat menelan sperma yang secara klinis memang mengandung gizi. Tapi jika ditelan faktanya seperti ini.

GridHEALTH.id - Sperma adalah sel reproduksi pria, atau gamet, dalam bentuk reproduksi seksual anisogami.

Seorang pria yang telah mencapai pubertas akan menghasilkan jutaan sel sperma setiap hari.

Setiap sperma ukurannya sangat kecil: hanya 1/600 inci (panjang 0,05 milimeter).

Sperma sendiri berkembang di testis dalam sistem tabung kecil yang disebut tubulus seminiferus.

Selama masa pubertas, testosteron dan hormon lain menyebabkan sel-sel ini berubah menjadi sel sperma.

Lalu sel-sel membelah dan berubah sampai mereka memiliki kepala dan ekor pendek, seperti berudu. Kepala mengandung materi genetik (gen).

Sperma bergerak ke epididimis, di mana mereka menyelesaikan perkembangannya.

Sperma kemudian pindah ke vas deferens (VAS DEF-uh-runz), atau saluran sperma.

Baca Juga: Minyak Kelapa Melancarkan Persalinan, Demikian Halnya Rumput Fatimah, Tapi Faktanya Tak Seperti Ceritanya

Vesikula seminalis dan kelenjar prostat membuat cairan keputihan yang disebut cairan mani, yang bercampur dengan sperma untuk membentuk air mani ketika seorang pria dirangsang secara seksual.

Jadi cairan yang keluar dari penis pria, melansir kidshealth.org pada artikel 'Male Reproductive System', saat ejakulasi tidak murni sperma.

Setiap kali seorang pria berejakulasi, itu bisa mengandung hingga 500 juta sperma.

Pada sperma secara klinis mengandung traces of vitamin b-12, fructose sodium cholesterol, dan fat.

Mungkin karena inilah banyak yang memercayai sperma bisa membuat awet muda dan bergizi jika ditelan.

Memang "Masih ada jejak vitamin (dalam cairan pria, Red),"papar Seksolog Zoya Amirin M.Psi. FIAS di channel YouTube Zoya Amirin (11 November 2020).

Baca Juga: Mengatasi Wasir dengan Tanaman Hias Crinum Latifolium yang Bunganya Putih nan Cantik

Tapi menurut Zoya Amirin, kandungan cairan itu belum tentu memberikan manfaat awet muda meski ada vitamin di dalamnya.

Pasalnya, daya tahan cairan pria di dalam tubuh wanita hanya berdurasi 0 sampai tujuh hari.

"Sesuatu yang masuk akal, tetapi belum tentu benar sesuai fakta," katanya Seksolog Zoya Amirin M.Psi. FIAS.

Malah, beber Zoya Amirin, kandungan yang ada di dalam cairan pria tidak bisa memberikan manfaat pada perempuan yang menelannya.

Baca Juga: Kemenkes: Ada 2.300 Kasus Varian Delta di 34 Provinsi Indonesia

Prihal seberapa sering baiknya sperma dikeluarkan, dilansir dari Medical News Today, sebenarnya tidak ada patokan baku berapa kali seminggu sperma harus keluar.Frekuensi ejakulasi atau sperma keluar setiap individu memang bisa berbeda-beda, tergantung usia, kondisi kesehatan dan status hubungan pribadi masing-masing.Apalagi sebuah penelitian 015 menyatakan bahwa frekuensi bercinta dan seringnya sperma keluar  semakin menurun atau makin jarang seiring pertambahan usia.Demikian pula halnya dengan dampak sering mengeluarkan sperma bagi tubuh, juga tidak bisa dipukul rata antara satu pria dengan pria yang lainnya.

Baca Juga: Lengkuas Membuat Virus SARS-CoV-2 Tak Berdaya, Juga Bantu Sembuhkan CampakHanya saja ada penelitian yang dilaporkan European Urology tahun 2016 menyebut, ejakulasi setidaknya 21 kali sebulan bisa mengurangi risiko kanker prostat pada pria.Dengan kata lain, untuk mencegah kanker prostat, pria perlu mengeluarkan sperma setidaknya empat kali dalam seminggu.Kendati ada temuan studi antara kanker prostat dan frekuensi ejakulasi, namun penelitian tersebut masih perlu riset lebih lanjut.Pasalnya, studi tersebut hanya mengandalkan laporan dari responden dalam medio 1992 sampai 2010.

Baca Juga: Efek Samping Vaksin dan Gejala Covid-19, Begini Cara Membedakannya

Penelitian tersebut dianggap belum menyakinkan karena mengandalkan laporan dari responden, bukan dari pengamatan laboratorium terkontrol.Sehingga, ada kemungkinan hasilnya belum cukup akurat karena responden bisa saja tidak jujur melaporkan frekuensi ejakulasinya.Studi yang lain pada 2004 juga berupaya membuktikan kaitan frekuensi sperma keluar dengan risiko kanker prostat.Hasilnya, kanker prostat tidak dipengaruhi kebiasaan dan frekuensi ejakulasi.Melainkan lebih dipengaruhi kondisi kesehatan pria.Tapi ingat, ejakulasi atau sperma keluar baru berbahaya bagi pria apabila pria tidak nyaman melakukannya dan aktivitas seksual menyebabkan nyeri.(*)Baca Juga: Sambut Hari Olahraga Nasional, Ketahui 4 Panduan Latihan Fisik sesuai Kaidah