Find Us On Social Media :

Ada Lagi Varian C.1.2, Ahli Nyatakan Lebih Bahaya dari Varian Delta, WHO Sebut Tingkat Penularan Rendah

Untuk varian baru C.1.2, Epidemiolog dan WHO kini tidak kompak. Katanya lebih berbahaya, tapi tidak. Mana yang benar?

GridHEALTH.id -  Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan agar masyarakat Indonesi makin waspada atas kehadiran varian baru Covid-19.

Dalam konferensi pers pada Senin (14/9/2021), Menkes Budi menyebutkan, ada 3 varian baru Covid-19 yang masuk di dalam pengamatan pemerintah.

Baca Juga: Heboh Pasien Miliki CT Value Rendah Ekstrem selama Masa Isolasi, Benarkah Efek Varian Baru Covid-19?

Antara lain varian Lambda atau C37, varian Mu atau B.6121, dan varian C.1.2.

"Dan yang paling baru adalah varian C.1.2 yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan bulan Mei 2021 dan sudah menyebar di 9 negara," ungkap Budi dalam kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Baca Juga: Studi Terbaru di India Antibodi Covid-19 Akan Turun dalam 4 Bulan Setelah Vaksinasi, Pemerintahnya Pertimbangkan Pemberian Booster, WHO Sebut Belum Perlu

Sementara itu, dikutip dari Reuters, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa varian virus Covid-19 baru yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan pada Mei 2021 tampaknya tidak menyebar.

Tidak seperti varian Delta yang sangat menyebar dan menular, varian C.1.2 hanya menyebabkan 3 persen dari kasus Covid-19 di dunia.

"Tampaknya tidak meningkat dalam sirkulasi," juru bicara WHO Margaret Harris mengatakan pada briefing PBB.

Harris menambahkan, varian berlabel C.1.2, saat ini tidak diklasifikasikan sebagai "varian yang menjadi perhatian" oleh badan kesehatan PBB.

Baca Juga: Marlina Octoria Ungkap Alami Gangguan Organ Vital Akibat Dipaksa Berhubungan Intim saat Menstruasi

Namun, pihaknya sedang memantau varian tersebut saat virus berevolusi.

Kendati demikian, epidemiolog Griffith University Dicky Budiman menyatakan hal yang berbeda.

Dicky menilai varian C.1.2 lebih berbahaya dibanding varian Delta.

"Varian 1.2 ini luar biasa menurut saya. Kalaupun ada varian yang bisa mengalahkan Delta, varian 1.2 inilah yang punya potensi itu," kata Dicky dalam diskusi daring, Selasa (14/9/2021), dikutip dari Kompas.com.

Ia menjelaskan, varian C.1.2 lebih berbahaya karena varian itu adalah mutasi dari beberapa jenis virus corona yakni alfa, beta, delta dan gamma.

Baca Juga: Marshanda Lakukan Perjalanan Hingga ke Amerika Serikat Untuk Sembuhkan Bipolar, Wanita Lebih Sering Mengalami

Oleh karena itu, Dicky mengingatkan pemerintah harus bersiap dan mencegah masuknya varian tersebut.

"Makanya bahwa ada potensi varian yang lebih hebat dari Delta itu ada. Dan itu masalah waktu kalau masuk Indonesia dan untuk itu kita harus siap-siap," ujarnya.

Terlepas dari itu, Budi menegaskan, pemerintah akan memperkuat seluruh pintu masuk negara.

"Oleh karena itu pemerintah memutuskan untuk memperkuat seluruh pintu masuk negara dengan melengkapi dan memperketat proses karantina baik masuk melalui udara, laut, maupun darat," tandas Budi. (*)

Baca Juga: Mendikbudristek Nadiem Makarim Beri Lampu Hijau Kuliah Tatap Muka Terbatas, Maksimal 25 Mahasiswa per Kelas

#hadapicorona