Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan, varian yang perlu diwaspadai ialah VoC.
Sebab, sudah terbukti mengalami perubahan karakteristik yang lebih merugikan bagi yang terpapar.
Misalnya, lebih menular, meningkatkan keparahan gejala, menurunkan efektifitas kekebalan tubuh, menurunkan alat diagnostik, dan menurunkan efektifitas obat dan terapi.
"Dalam menghadapi VoC, respons yang tepat ialah memperketat kebijakan mobilitas dengan skrining berlapis. Khususnya bagi pelaku perjalanan asal negara dimana varian tersebut ditemukan," kata Wiku dikutip dari Covid19.go.id.
"Selain itu, perlu dilakukan peningkatan kewaspadaan terhadap potensi tertular dengan meningkatkan disiplin protokol kesehatan di manapun dan kapanpun kita berada," imbuh dia.
Baca Juga: Marlina Octoria Ungkap Alami Gangguan Organ Vital Akibat Dipaksa Berhubungan Intim saat Menstruasi
Terkait protokol kesehatan, diketahui ini sangat bermanfaat karena penularan virus corona sangat sulit untuk diprediksi termasuk juga varian baru yang ada, siapa saja bisa terkena penyakit tersebut.
Disebutkan di laman who.int (9/7/2020) berjudul "Coronavirus disease (COVID-19): How is it transmitted?", dijelaskan, Covid-19 ditularkan melalui kontak langsung dengan tetesan pernapasan dari orang yang terinfeksi, baik yang dihasilkan melalui batuk maupun bersin.
Seseorang juga dapat terinfeksi dari dan menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus dan kemudian menyentuh wajah mereka misalnya mata, hidung, mulut.
Karenanya menjalankan protokol kesehatan seperti 5M (Memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilisasi serta interaksi) tidak boleh terabaikan meski sudah disuntik vaksin Covid-19 dosis kedua.(*)
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL