Find Us On Social Media :

9 Tips Cegah Amputasi Kaki Pada Penyandang Diabetes, Harus Tahu

Pencegahan amputasi kaki diabetes.

GridHEALTH.id - Penyandang diabetes berisiko lebih tinggi mengalami banyak masalah terkait kesehatan kaki, termasuk amputasi kaki.

Menurut penjelasan di laman WebMD (8/2/2021), ada dua kondisi diabetes yang meningkatkan seseorang berisiko tinggi harus menjalani diabetes,yakni penyakit arteri perifer (PAD) dan neuropati diabetik.

PAD sendiri adalah kondisi ketika arteri yang membawa darah ke kaki menyempit sehingga memicu munculnya bisul (luka terbuka) dan infeksi.

Sementara neuropati diabetik adalah kerusakan saraf yang bisa membuat penyandang diabetes mati rasa. 

Baca Juga: Sarwendah Tak Gengsi Nyuci Baju Sendiri dengan Tangan, Kulitnya pun Tetap Mulus

Akibatnya mereka tidak akan merasa sakit ketika adanya luka. Sehingga bisa membuat luka yang ada menjadi lebih buruk dan terinfeksi.

Ketika luka diabetes terinfeksi, itu tidak akan mudah untuk disembuhkan.

Pada kasus infeksi serius yang disebut gangren, yakni kondisi yang mengacu pada kematian jaringan. 

Dokter hanya dapat mengobati infeksi atau gangren yang terjadi dengan mengamputasi, atau mengangkat, area yang terkena.

Hal ini tentu menjadi kondisi yang paling ditakuti oleh penyandang diabetes.

Karenanya agar risiko tersebut tidak terjadi, mereka perlu melakukan pencegahan amputasi kaki ini sedini mungkin.

Terlebih mencegah amputasi kaki diabetes ini sangat bisa untuk dilakukan.

Baca Juga: Cara Merawat Luka Diabetes Bernanah Karena Infeksi, Bisa Saja Perlu Digips

Dilansir dari Mayo Clinic (23/9/2021), berikut pencegah amputasi kaki yang bisa dilakukan penyandang diabetes sedini mungkin.

1. Periksa kaki setiap hari

Periksalah kaki setidaknya sekali sehari. Periksa apakah ada lecet, luka, retak, luka, kemerahan, nyeri tekan atau bengkak.

Jika kita kesulitan menjangkau kaki, gunakan cermin tangan untuk melihat bagian bawah kaki.

Letakkan cermin di lantai jika terlalu sulit untuk dipegang, atau mintalah bantuan seseorang.

2. Cuci kaki setiap hari

Cuci kaki dengan air hangat (bukan panas) sekali sehari.

Keringkan dengan lembut, terutama di sela-sela jari kaki.

Baca Juga: Tukul Arwana Telah Selesai Jalani Operasi Kepala Kurang Lebih 3 jam

Jika bisa, gunakan batu apung untuk menggosok kulit dengan lembut di mana kapalan mudah terbentuk.

Setelah mencuci, taburkan bedak khusus di antara jari-jari kaki untuk menjaga kulit tetap kering.

Gunakan krim atau losion pelembab pada bagian atas dan bawah kaki untuk menjaga kulit tetap lembut.

Mencegah retakan pada kulit kering membantu mencegah bakteri masuk.

3. Jangan menghilangkan kapalan atau luka kaki lainnya sendiri

Untuk menghindari cedera pada kulit, jangan gunakan kikir kuku, gunting kuku atau gunting pada kapalan, jagung, bunion atau kutil.

Jangan gunakan penghilang kutil kimia. Temui dokter atau spesialis kaki (ahli penyakit kaki) untuk menghilangkan salah satu dari lesi ini.

4. Potong kuku kaki dengan hati-hati

Potong kuku lurus. Kikir ujung yang tajam dengan hati-hati dengan papan ampelas khusus.

Mintalah bantuan dari pengasuh jika tidak dapat memotong kuku sendiri.

5. Jangan bertelanjang kaki

Untuk mencegah cedera pada kaki, jangan bertelanjang kaki, bahkan di sekitar rumah.

Baca Juga: Mengobati Kaki Diabetes dan Cegah Amputasi Perlu Bantuan Dokter

6. Kenakan kaus kaki yang bersih dan kering

Kenakan kaus kaki yang terbuat dari serat yang menarik keringat dari kulit, seperti katun dan serat akrilik khusus, bukan nilon.

Hindari kaus kaki dengan karet gelang ketat yang mengurangi sirkulasi atau kaus kaki dengan jahitan yang dapat mengiritasi kulit.

7. Beli sepatu yang pas

Beli sepatu nyaman yang memberikan dukungan dan bantalan untuk tumit, lengkungan, dan bola kaki.

Hindari sepatu ketat dan sepatu hak tinggi atau sepatu sempit yang memadati jari kaki.

Jika satu kaki lebih besar dari yang lain, belilah sepatu dengan ukuran yang lebih besar.

Baca Juga: Tidak Gugur Walau Tak Bisa Ujian CPNS 2021 Karena Hasil Tes PCR atau Antigen Positif, Segara Lakukan Ini

Dokter mungkin merekomendasikan sepatu yang dirancang khusus (sepatu ortopedi) yang sesuai dengan bentuk kaki, melindungi kaki dan mendistribusikan berat secara merata pada kaki.

8. Jangan merokok

Merokok mengganggu sirkulasi dan mengurangi jumlah oksigen dalam darah.

Masalah peredaran darah ini dapat mengakibatkan luka yang lebih parah dan penyembuhan yang buruk.

Bicaralah dengan dokter jika kita memerlukan bantuan untuk berhenti merokok.

9. Jadwalkan pemeriksaan kaki secara teratur

Dokter atau ahli penyakit kaki dapat memeriksa kaki kita untuk tanda-tanda awal kerusakan saraf, sirkulasi yang buruk atau masalah kaki lainnya.

Jadwalkan pemeriksaan kaki setidaknya setahun sekali atau lebih sering jika direkomendasikan oleh dokter.(*)

Baca Juga: Solusi Komplikasi Kaki Diabetes Hindari Amputasi, Dibalon dan Stent

#berantasstunting

#hadapicorona

#BijakGGL