GridHEALTH.id - Pandemi Covid-19 sangat berdampak pada sektor kesehatan di masyarakat.
Salah satu dampak yang paling dirasakan kaum wanita adalah sulitnya mendapatkan akses ke pelayanan keluarga berencana (KB).
Kondisi ini pun menjadi sorotan para ahli dalam acara Virtual Roundtable World Contraception Day 2021, Jumat (24/9/2021) yang dihadiri oleh GridHEALTH.id.
Dalam memperingati hari kontrasepsi sedunia itu, dipaparkan beberapa data bagaimana pandemi Covid-19 ini memengaruhi akses layanan kontrasespsi.
Menurut data dari International Planned Parenthood, terdapat 5.633 klinik statis dan bergerak, serta layanan perawatan berbasis komunitas di 64 negara telah ditutup sejak April 2020 lalu.
Hal ini terjadi lantaran pandemi Covid-19 yang semakin luas mewabah.
Baca Juga: Inilah Menagapa Menyusui Dapat Dijadikan Metode KB Alami Selama 6 Bulan
Ada tiga poin penting keterlambatan utama yang membuat wanita tidak mendapatkan akses layanan kontrasepsi dan semakin diperparah oleh pandemi.
Tiga poin keterlambatan itu di antaranya meliputi:
1. Keterlambatan wanita dalam mendapatkan informasi keluarga berencana.
2. Keterlambatan wanitan untuk dapat mengakses fasilitas medis secara fisik, dokter dan obat-obatan karena pembatasan gerakan.
3. Keterlambatan dalam mendapatkan dan menjalankan kembali layanan kesehatan.
Alhasil akibat keterlambatan tersebut, kasus kehamilan yang tidak direncanakan pun kembali melonjak.
Direktur Program dan Kinerja, East South East Asia and Oceania Region (ESEAOR), Malaysia, International Planned Parenthood Federation, dr. Jameel Zamir, mengatakan,"“Di lapangan, saya telah melihat masalah rantai pasokan, fasilitas kesehatan yang kewalahan, dan wanita takut mencari perawatan kesehatan. Ketika akses ke keluarga berencana terganggu, seluruh keluarga berjuang untuk mengatasinya."
Baca Juga: Jika Alami Efek Samping Saat Minum Pil KB, Wanita Bisa Lakukan Hal Ini Untuk Mengatasinya
Pembatasan pergerakan yang ada itu kemudian mendorong para wanita untuk mencari informasi lebih lanjut secara online perihal perawatan kesehatan dan keluarga berencana.
Disisi lain yang juga menyoroti kasus tersebut adalah dr. Michelle Dado, selaku OBGYN & Digital Thought Leader, President of Quezon City Medical Society District IV (Filipina).
Menurut dr. Michelle, banyak wanita di negaranya kini harus memanfaatkan fasilitas daring untuk bisa mengakses layanan kontrasepsi.
“Saat ini, banyak wanita di Filipina yang memanfaatkan fasilitas daring, dan saya telah melihat perubahan sikap dan permintaan untuk lebih banyak dokter dengan jasa daring. Yang menyedihkan adalah banyak wanita yang menggunakan layanan daring, tetapi para dokter belum,” ujarnya.(*)
Baca Juga: Lewat Konsumsi Pil KB, Wajah Jadi Lebih Cantik dan Mulus
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL