Find Us On Social Media :

Penyebab Anak Dengan Kelainan Jantung Bawaan Sering Alami Malnutrisi

Hari Jantung Sedunia, Danone Specialized Nutrition Indonesia memperkuat edukasi bagi para orangtua melalui Webinar yang mengangkat tema “Pentingnya Dukungan Nutrisi Tepat untuk Optimalkan Tumbuh Kembang Anak dengan Kelainan Jantung Bawaan.”.

GridHEALTH.id - Anak dengan kelainan jantung bawaan (KJB) memiliki risiko yang tinggi mengalami malnutrisi.

Hal itu seperti yang dijelaskan langsung oleh Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik Dr. dr. I Gusti Lanang Sidhiarta Sp.A(K), saat menjadi pembicara dalam webinar ‘Pentingnya Dukungan Nutrisi Optimal pada Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan’, Rabu (29/9/2021).

Menurutnya anak dengan kelainan jantung bawaan (KJB) memiliki risiko yang signifikan terjadinya ketidakseimbangan energi yang dapat menyebabkan malnutrisi.

Hal ini dikarenakan kebutuhan gizi, terutama energi dan protein pada pasien KJB, lebih besar dari yang direkomendasikan berdasarkan kebutuhan fisiologis, usia dan berat badan.

Sementara toleransi volume cairan terbatas karena adanya disfungsi jantung.

Ada tiga penyebab utama kenapa anak dengan KJB berisiko tinggi mengalami malnutrisi:

Baca Juga: Bayi Tiba-tiba Membiru, Hati-hati Penyakit Jantung Bawaan Sianosis

1. Asupan nutrisi tidak adekuat

Anak dengan KJB mudah lelah, sering terhenti bila makan/minum bahkan sejak bayi, sehingga asupan nutrisi tidak sesuai kebutuhannya.

Selain itu, anak dengan KJB sering mengalami inflamasi/infeksi yang menyebabkan nafsu makan menurun.

Anak dengan KJB yang mengalami gagal jantung pun asupan cairannya dibatasi.

2. Kebutuhan nutrisi meningkat

Anak dengan KJB memiliki metabolisme basal lebih tinggi, terutama pada saat aktif atau menangis sehingga kebutuhan nutrisinya meningkat.

Baca Juga: Singapura Darurat, Kasus Covid-19 Meledak Terus Hingga Pecahkan Rekor Baru

Anak dengan KJB sering mengalami inflamasi/infeksi yang menyebabkan kebutuhan gizi meningkat.

3. Penyerapan nutrisi pada usus terganggu

Anak dengan KJB seringkali mengalami gangguan penyerapan nutrisi pada usus.

Risiko Stunting pada Anak dengan KJB

Akibat ketiga hal itulah anak dengan KJB bisa mengalami malnutrisi seperti gizi kurang/buruk dan/atau stunting.

Selain itu, kognitifnya pun bisa terganggu, dan tahan tubuhnya rendah sehingga mudah sakit.

Serta prognosis PJB buruk, seperti memperparah kerusakan otot jantung, komplikasi lebih tinggi jika dilakukan operasi jantung, sampai penyembuhan luka lebih lama.

Baca Juga: Tak Hanya Irish Bella, Istri Gilang Dirga Sempat Alami Hal Sama Hingga Berat Untuk Kunjungi Bayinya di Pemakaman

"Oleh karena itu, terapi nutrisi pada anak dengan KJB adalah dengan memastikan kalori dan protein yang cukup untuk memfasilitasi kenaikan berat badan."

"Bentuk paling umum terapi nutrisi pada anak di atas 1 tahun yang mengalami KJB adalah penggunaan formula tinggi kalori sehingga mengurangi volume cairan yang diberikan,” ujarnya.

Perbaikan gizi anak dengan KJB dapat mencegah/menurunkan angka kesakitan dan kematian, mendukung tumbuh kembang yang optimal,dan memberikan angka keberhasilan operasi koreksi jantung dengan hasil yang lebih baik, serta kualitas fisik dan mental yang optimal di masa depan.

Dalam kesempatan yang sama, Dokter Spesialis Anak Konsultan Kardiologi dr. Rahmat Budi Kuswiyanto, Sp.A(K), M.Kes memaparkan pentingnya penanganan anak dengan KJB.

Baca Juga: 4 Bahaya Herpes Genital, Hati-hati Kemunculannya Bisa Tanpa Gejala

Meurutnya tujuan penanganan KJB berorientasi untuk mencapai Medical Goals yaitu meningkatkan kapasitas fungsional, mengontrol faktor risiko, mencegah progresivitas penyakit, dan mengurangi risiko kematian) dan Health Service Goals yakni mengurangi waktu perawatan, penggunaan obat-obatan, dan perawatan ulang).

Selain itu, orangtua dari anak dengan KJB juga perlu mewujudkan Psychological Goals, yaitu meningkatkan kualitas hidup dan kepercayaan diri, mengatasi kecemasan dan depresi anak dan Social Goals, yakni dapat menjalani kehidupan sosial.

“Merawat anak dengan KJB tidak sama dengan anak normal. Orangtua dari anak dengan KJB harus selalu memastikan anak mendapatkan penanganan dan perawatan sesuai kondisinya untuk mencapai empat goals tersebut. Keberhasilan penangananan anak dengan KJB dapat mengoptimalkan tumbuh kembang dan meningkatkan kualitas hidup anak,” ujar dr. Rahmat.(*)

Baca Juga: Penyakit Jantung Bawaan Ternyata Bisa Dideteksi Sejak Kehamilan

#berantasstunting

#hadapicorona

#BijakGGL