Find Us On Social Media :

Perut Bagian Bawah Nyeri Saat Hamil, Bisa Jadi Tanda Kehamilan Ektopik

Deteksi dini penting untuk mengetahui kehamilan ektopik.

GridHEALTH.idKehamilan ektopik adalah kondisi kehamilan di mana janinnya berada di luar cavum uteri atau rongga rahim. Ini sering terjadi di tuba falopi (saluran indung telur) dan disebut hamil di luar kandungan.

Kondisi ini terjadi karena infeksi panggul yang menyebabkan kerusakan di sel-sel rambut yang melapisi daerah mukosa dari tuba falopi.

Jika dilihat dengan menggunakan mikroskop, tuba falopi memiliki sel-sel rambut yang berfungsi untuk menggerakkan hasil pembuahan.

Menurut Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Fetomaternal di Rumah Sakit Pondok Indah – Puri Indah, dr. Dhely Lesthama Atmadikoesoemah, Sp.OG, pembuahan biasanya terjadi di tuba dan didorong oleh sel-sel rambut menunju rongga rahim.

Baca Juga: Herpes Kelamin pada Awal Kehamilan Berisiko Melahirkan Anak Autis

Namun, karena sel-sel rambut yang ada di tuba falopi rusak, maka pergerakan hasil konsepsi jadi terhambat dan tidak berada di tempat yang seharusnya. Menyebabkan pertumbuhan di dalam tuba.

Kerusakan sel-sel rambut di daerah tuba falopi, bisa disebabkan oleh infeksi rongga panggul yang terjadi karena kuman-kuman yang berasal dari genital atau kelamin, seperti klamidia atau gonore.

“Selain infeksi (penyebab kehamilan ektopik) adalah kerusakan di daerah tuba falopi tadi, kerusakan karena kelainan anatomis atau misalnya ada sumbatan, ada perlengketan karena endometriosis. Jadi bisa terjadi juga hal tersebut, hamil di luar kandungan,” jelasnya kepada GridHEALTH, Selasa (05/10/2021).

Walaupun sama seperti kehamilan pada umumnya, namun kehamilan ektopik memiliki ciri-ciri yang harus diwaspadai.

Salah satu tanda utama dari kehamilan ektopik adalah nyeri perut bagian bawah pada awal kehamilan, yang disebabkan oleh pendarahan.

Baca Juga: 6 Penyebab Munculnya Bercak Pada Trimester Pertama Pada Ibu Hamil

Selain itu, perempuan yang mengalami kehamilan ektopik tingkat kesadarannya bisa menurun.

Ini karena diameter tuba yang sangat kecil, sehingga saat usia embrio sekitar 5, 6, atau 7 minggu, mulai terjadi desakan yang menimbulkan robekan dan menyebabkan pendarahan.

“Nyeri di daerah perut bagian bawah atau di seluruh lapangan perut bila terjadi pendarahan dari tuba falopi yang robek tadi. Kemudian nyerinya itu makin bertambah, karena timbul penambahan volume darah itu tadi. Dan yang ketiga adalah bisa terjadi penurunan kesadaran,” kata dokter Dhely.

Apa yang harus dilakukan jika mengalami kehamilan ektopik?

dr. Dhely menjelaskan bahwa melakukan deteksi dini di awal kehamilan adalah hal yang sangat penting.

Saat mengalami tanda-tanda kehamilan seperti terlambat haid atau hasil tes urin yang positif, maka lebih baik segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.

Apabila melakukan pemeriksaan ke bidan, maka ibu hamil menjalani pemeriksaan palpasi untuk menilai usia kehamilan.

Akan dicari tahu juga, apakah ada tanda-tanda nyeri di daerah perut, yang berkorelasi dengan kehamilan di luar kandungan atau kehamilan ektopik.

Baca Juga: Waspada Ciri-ciri Hamil Seperti Ini Bisa Sebabkan Masalah Kehamilan hingga Sebabkan Anak Autisme

Sementara itu, jika melakukan pemeriksaan di dokter spesialis, ibu hamil akan menjalani pemeriksaan USG dari bawah atau transvaginal.

Pemeriksaan itu selain untuk mengetahui usia kandungan, juga memeriksa apakah terdapat kantung kehamilan di dalam atau di luar rahim.

Jika memang terjadi kehamilan ektopik, maka proses kehamilan harus dihentikan. Kalau tidak ada tanda-tanda yang akut seperti pendarahan atau syok, maka akan diberikan injeksi methotrexate.

Diharapkan kehamilan tidak akan berkembang dan rusak dengan sendirinya, lalu terserap oleh tubuh ibu.

Namun jika muncul tanda-tanda pendarahan, denyut nadi yang cepat, syok, penunuran tekanan darah yang disertai dengan nyeri hebat di perut, maka perlu dilakukan tindakan pembedahan segera mungkin.