Find Us On Social Media :

Selain Plasenta Previa, Ibu Hamil Juga Harus Waspadai Plasenta Akreta

Tak hanya plasenta previa, ibu hamil juga perlu waspadai plasenta akreta.

Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Fetomaternal dari Rumah Sakit Pondok Indah – Bintaro Jaya, dr Novan Satya Pamungkas, Sp.OG-KFM menjelaskan, ibu hamil yang mengalami plasenta previa umumnya mengalami gejala berupa pendarahan pervaginam yang mengeluarkan darah berwarna merah segar.

Ketika kondisi ini terjadi, akan dilakukan penanganan dengan cara mencegah terjadinya kontraksi, apalagi jika usia kandungan masih belum cukup umur dan pemberian obat untuk menguatkan paru-paru janin.

Kebanyakan kasus plasenta previa terjadi pada usia kandungan berada di akhir trimester kedua dan awal trimester pertama.

Baca Juga: Apakah Ibu yang Pernah Alami Kehamilan Ektopik Bisa Hamil Lagi? Ini Kata Dokter

Ibu yang mengalami plasenta previa harus menjalani persalinan dengan cara operasi caesar karena leher rahim yang tertutup.

Selain itu, terdapat juga risiko lain yang bisa terjadi pada ibu yang mengalami plasenta previa. Jika pendarahan yang terjadi masif, maka tindakan yang harus dilakukan adalah kelahiran kurang bulan atau prematur.

“Kalau terjadi pendarahan, pendarahannya masif maka kadang kita tidak punya pilihan. Karena untuk mempertahankan kehamilan akan semakin membahayakan nyawa ibu dan juga janinnya,” tutur  dokter Novan Satya Pamungkas.