Find Us On Social Media :

Selain Plasenta Previa, Ibu Hamil Juga Harus Waspadai Plasenta Akreta

Tak hanya plasenta previa, ibu hamil juga perlu waspadai plasenta akreta.

GridHEALTH.id - Ibu hamil perlu sangat berhati-hati menjaga kesehatan dirinya dan juga janin yang sedang ada di dalam kandungannya.

Pasalnya saat hamil, seorang perempuan rentan mengalami masalah kesehatan, seperti diabetes, kehamilan ektopik, hingga plasenta previa yang bisa mempengaruhi proses persalinan.

Baca Juga: Perut Bagian Bawah Nyeri Saat Hamil, Bisa Jadi Tanda Kehamilan Ektopik

Plasenta previa adalah kondisi medis di mana plasenta di bagian bawah rahim dan menutupi leher rahim.

Baca Juga: Pola Hidup Sehat, Mencegah Ibu Hamil Terkena Diabetes Gestasional

Plasenta berguna untuk mentrasfer makanan dari ibu kepada bayi yang ada di kandungan.

Plasenta memiliki bentuk seperti cakram dan pada ukuran penuh, diameternya mencapai tujuh inci. Ini menempel di dinding rahim, dilansir dari Medicine.net (08/10/2021).

Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Fetomaternal dari Rumah Sakit Pondok Indah – Bintaro Jaya, dr Novan Satya Pamungkas, Sp.OG-KFM menjelaskan, ibu hamil yang mengalami plasenta previa umumnya mengalami gejala berupa pendarahan pervaginam yang mengeluarkan darah berwarna merah segar.

Ketika kondisi ini terjadi, akan dilakukan penanganan dengan cara mencegah terjadinya kontraksi, apalagi jika usia kandungan masih belum cukup umur dan pemberian obat untuk menguatkan paru-paru janin.

Kebanyakan kasus plasenta previa terjadi pada usia kandungan berada di akhir trimester kedua dan awal trimester pertama.

Baca Juga: Apakah Ibu yang Pernah Alami Kehamilan Ektopik Bisa Hamil Lagi? Ini Kata Dokter

Ibu yang mengalami plasenta previa harus menjalani persalinan dengan cara operasi caesar karena leher rahim yang tertutup.

Selain itu, terdapat juga risiko lain yang bisa terjadi pada ibu yang mengalami plasenta previa. Jika pendarahan yang terjadi masif, maka tindakan yang harus dilakukan adalah kelahiran kurang bulan atau prematur.

“Kalau terjadi pendarahan, pendarahannya masif maka kadang kita tidak punya pilihan. Karena untuk mempertahankan kehamilan akan semakin membahayakan nyawa ibu dan juga janinnya,” tutur  dokter Novan Satya Pamungkas.

Dalam kesempatan liputan khusus GridHEALTH, dokter Novan Satya juga mengatakan ada masalah kehamilan lain yang berkaitan dengan plasenta, yakni plasenta akreta.

Plasenta previa dan plasenta akreta masih berkaitan. Plasenta previa dengan riwayat operasi caesar pada persalinan sebelumnya akan meningkatkan kejadian plasenta akreta.

Dia menjelaskan bahwa plasenta akreta adalah kondisi saat plasenta tidak bisa dilepaskan dari rahim selama proses persalinan.

Baca Juga: Penularan Herpes Simpleks pada Bayi Jarang dari Persalinan, Ciuman Lebih Berisiko

“Dia (plasenta) menancap terlalu dalam. Sehingga saat kita melakukan operasi persalinan, plasenta itu tidak bisa dilepaskan, akan mengakibatkan pendarahan yang sangat banyak,” jelas Novan Satya.

Ia mengungkapkan bahwa kondisi ini dapat berakibat fatal kepada ibu yang melahirkan. Angka kematian karena plasenta akreta juga sangat tinggi.