Find Us On Social Media :

Penularan Covid-19 dari Anak Sulit Diprediksi, PTM Bisa Memicu Kenaikan Kasus

Pembelajaran tatap muka (PTM).

GridHEALTH.id - Pembelajaran tatap muka (PTM) sudah diberlakukan pemerintah Indonesia.

Meski demikian orangtua jangan sampai lengah, sebab pandemi virus corona (Covid-19) sejatinya belum berakhir.

Dilansir dari Tribunnews.com (14/10/2021), dokter spesialis anak dr Melanie Yudiana Iskandar, Sp A memperingatkan bahwa selama PTM anak juga bisa menjadi sumber penularan Covid-19.

Hal ini dikarenakan anak memiliki risiko yang sama dengan orang dewasa.

Mungkin perbedaannya hanya di gejala.

Pada anak, gejala Covid-19 terhitung ringan, kecuali pada anak-anak yang memiliki komorbid.

Seperti obesitas atau daya tahan tubuh rendah.

Anak yang memiliki komorbid memang memiliki daya tahan tubuh lebih rendah dari anak biasa.

Namun akibat gejala yang ringan tersebut, penularan Covid-19 dari anak ini sulit diprediksi.

Baca Juga: DKI Jakarta Capai 0 Kasus Kematian Covid-19, Gubernur Anies Baswedan Bersyukur dan Ingatkan Hal Ini

"Anak sendiri awalnya tertular karena terkena kluster keluarga. Dengan dimulainya pembelajaran tatap muka, anak bisa menjadi sumber penularan. Jadi harus betul betul hati-hati," ungkapnya.

dr Melanie mengimbau pihak sekolah serta orangtua harus menjaga anak supaya dengan PTM tidak memicu terjadi kenaikan angka Covid-19.

Tanamkan kepada anak-anak agar disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti mencuci tangan, pakai masker, jaga jarak, dan hindari kerumunan.

Diketahui bahwa protokol kesehatan ini sangat bermanfaat untuk mencegah penularan virus corona yang sangat sulit untuk diprediksi.

Dimana saat ini siapa saja bisa terkena penyakit tersebut.

Baca Juga: Kunci Sukses PTM Saat Pandemi Covid-19, Cegah Terjadinya Klaster Sekolah

Disebutkan di laman who.int (9/7/2020) berjudul "Coronavirus disease (COVID-19): How is it transmitted?", bahwa Covid-19 ditularkan melalui kontak langsung dengan tetesan pernapasan dari orang yang terinfeksi, baik yang dihasilkan melalui batuk maupun bersin.

Seseorang juga dapat terinfeksi dari dan menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus dan kemudian menyentuh wajah mereka misalnya mata, hidung, mulut.

Karenanya menjalankan protokol kesehatan seperti 5M (Memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilisasi serta interaksi) tidak boleh terabaikan meski sudah disuntik vaksin Covid-19 dosis kedua.(*)

Baca Juga: Klaster Sekolah Terkini di Jawa Tengah, Ada yang Tidak Izin, di Kab Bolora Bukan karena PTM Terbatas