GridHEALTH.id - Lapomide merupakan salah satu obat untuk mengatasi diare.
Dlansir dari drugs.com (10/3/2021), obat ini bekerja untuk memperlambat gerak usus agar menghasilkan tinja dalam bentuk lebih padat.
Loperamide juga bisa digunakan untuk mengurangi jumlah tinja pada orang yang menjalani ileostomi (mengubah rute usus melalui lubang bedah di perut).
Loperamide termasuk obat resep dokter dan OTC (obat dijual bebas tanpa resep).
Obat diare ini tersedia dalam berbagai bentuk mulai dari tablet, kapsul, atau tablet yang meleleh, juga ada yang dalam bentuk cair yang hanya bisa didapatkan melalui resep dokter.
Meski loperamide mudah didapat, tapi tetap penggunaannya harus sesuai petunjuk yang tertera dan tidak boleh sembarangan.
Pasalnya loperamide yang digunakan tidak sesuai atau overdosis dapat menyebabkan maslah jantung yang serius sampai kematian.
Baca Juga: Kulit Kemerahan dan Diare, Tanda Bayi Alergi Susu Sapi
Masalah jantung yang serius juga dapat terjadi jika menggunakan loperamide dengan obat lain.
Selain itu, kita tidak direkomendasikan mengonsumsi loperamide jika menderita kolitis ulserativa, tinja berdarah, diare dengan demam tinggi, atau diare yang disebabkan oleh obat antibiotik.
Awas, jangan pernah berikan loperamide kepada anak di bawah 2 tahun. Serta kepada anak yang lebih tua atau remaja tanpa saran dokter.
Bagi wanita, tidak boleh menyusui saat menggunakan loperamide.
Agar lebih aman, baiknya konsultasikan pada dokter apakah kondisi kita termasuk yang diperbolehkan mengonsumsi loperamide atau tidak.
Baca Juga: 3 Cara Mengobati Diare Pada Bayi, Paling Utama Tetap Memberi ASI
Selain itu tanyakan juga perihal dosis yang baiknya kita konsumsi.
Orang dewasa biasanya diresepkan dosis obat diare ini sebanyak 4 mg dalam bentuk tablet atau kapsul telan.
Dosis yang diminum tidak boleh lebih dari 16 mg dalam waktu 24 jam.
Khusus untuk tablet kunyah, orang dewasa tidak boleh minum dosis obat diare ini lebih dari 8 mg per hari.(*)
Baca Juga: 3 Cara Mengobati Diare Pada Bayi, Paling Utama Tetap Memberi ASI