Find Us On Social Media :

33 Persen Hancurnya Pernikahan Karena Masalah Ranjang, Sudah Lama Menikah Bukan Lagi Pandangan Hidup

Bagi pasangan sudah menikah, sudah bukan lagi pandangan dan pegangan hidup.

GridHEALTH.id - Tahu kah ternyata 33 persen hancurnya sebuah ikatan pernikahan alias terjadinya perceraian penyebabnya adalah maslah ranjang.

Masalah ranjang di sini adalah masalah hubungan intim suami istri.

Riset 2017 yang diterbitkan dalam Archives of Sexual Behavior mengklaim adanya frekuensi ideal bercinta dalam satu minggu.

Baca Juga: Hati-hati, Diet Yo-Yo Mempengaruhi Kerja Otak Dalam Merespons Stres

Berdasarkan data dari 1989 hingga 2014, rata-rata orang dewasa bercinta 54 kali setahun atau sekitar seminggu sekali.

Namun, angka itu telah sedikit menurun sejak 990-an.

Riset lain yang diterbitkan dalam Social Psychological and Personality Science juga membuktikan, bercinta sekali seminggu dapat meningkatkan kebahagian secara keseluruhan.

Studi ini mensurvei lebih dari 30.000 orang Amerika selama lebih dari 40 tahun dan menemukan pasangan yang bercinta lebih dari sekali seminggu tidak lebih bahagia daripada mereka yang melakukan hubungan intim hanya sekali seminggu.

Manfaat Hubungan Intim Rutin

Disamping itu, peneliti dari University of California, San Francisco, Amerika Serikat, hasil studinya membutikan ternyata wanita yang bercinta dengan pasangan setidaknya sekali dalam seminggu memiliki telomer yang lebih panjang.

Baca Juga: Menengok Indonesia Juara Piala Thomas, Jangan Ragu Rasakan Manfaat Bulutangkis Untuk Kesehatan Tubuh

Telomer sendiri merupakan tutup pelindung DNA yang menentukan umur sel.

Menurut peneliti, seiring waktut elomer akan rusak karena pola makan yang buruk, konsumsi alkohol, dan penuaan.

Telomer yang lebih pendek meningkatkan risiko masalah kesehatan yang serius seperti kanker, penyakit jantung, dan diabetes.

Sebaliknya, telomer yang lebih panjang dapat membantu mencegah penyakit.

Lainnya, penelitian yang dilakukan di Belanda menyebutkan daya ingat seseorang memiliki hubungan yang erat dengan kehidupan di atas ‘ranjang’ orang yang bersangkutan.

Sebabnya, aktivitas di atas ranjang alias berhubungan intim atau bercinta yang dilakukan secara rutin dinilai dapat membuat fungsi otak bekerja dengan baik.

Baca Juga: WHO Umumkan Tim Baru Untuk Menyelidiki Asal-usul Virus Corona

Hubungan seks ternyata mampu menunda timbulnya penurunan fungsional yang disebabkan oleh kelainan yang terjadi pada otak seseorang, atau dalam istilah lain disebut sebagai demensia.

Peneliti tersebut juga menemukan korelasi antara aktivitas ranjang dengan aktivitas otak seseorang.

Hubungan Intim Membuat Lebih Cerdas

Aktvitas  seks pun membentuk kecerdasaan seseorang ketika orang tersebut mencapai usia 71 tahun.

Baca Juga: Jika Menghadapi Persalinan Panik, Takut Alias Stres, Hal Ini Bisa Terjadi pada Ibu

“Mereka yang menjaga aktivitas ranjang, memiliki memori yang lebih baik, memiliki kecepatan pemrosesan, serta memiliki kecerdasan yang lebih tinggi,” kata peneliti.

Tapi masalahnya dalam sebuah ikatan pernikahan hubungan seks beda dengan pengantin baru atau lainnya.

Menurut Seksolog kondang dr Boyke Dian Nugraha SpOG MARS, cara itu efektif untuk menjaga keharmonisan pasangan yang sudah berumah tangga adalah dengan menjaga hubungan intim.

Hanya saja kita mesti tahu, lanjutnya, "Variasinya itu sudah bukan pegangan hidup atau pandangan hidup, tetapi jilatan hidup," ujar Boyke di kanal Kuy Entertainment YouTube.

Baca Juga: Ini Cara yang Benar Pakai Sunscreen, Agar dapat Perlindungan Maksimal

Tapi memang salah satu variasi bercinta satu itu masih dianggap tabu oleh banyak orang, khususnya di Indoenesia.

"(begituan) pakai mulut, itu masih tabu, jijiklah. Sementara untuk pasangan yang telah lama menikah butuh variasi," kata Dokter Boyke.

"Karena 20 tahu menikah terus gayanya begitu-begitu saja pasti bosanlah," tutur pria asal Bandung, Jawa Barat, yang juga mengatakan 33 persen pernikahan hancur karena ketidakpuasan di ranjang. (*)

Baca Juga: Pentingnya Diet Rendah Kolesterol Bagi Ibu Hamil, Menurunkan Risiko Kelahiran Prematur