GridHEALTH.id - Yayasan Kanker Indonesia kembali menggiatkan pentingnya pelaksanaan pola hidup sehat agar terhindar dari bahaya kanker, kali ini kanker kepala dan leher.
Kanker kepala dan leher merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan sejumlah tumor ganas yang berkembang di dalam atau di sekitar tenggorokan, laring (kotak suara), hidung, amandel, sinus, dan mulut. Menurut data GLOBOCAN 2020, kejadian baru kanker kepala dan leher di dunia sebanyak 932.000 yang merupakan penjumlahan dari kanker jenis kanker bibir dan rongga mulut,lidah, orofaring, hipofaring, laring, nasofaring, dan kelenjar ludah.
Kanker kepala dan leher merupakan penyebab kematian pada urutan ke-tujuh di dunia dan merupakan 5% dari seluruh kanker di dunia. Dalam hal kelangsungan hidup 5 tahun, data SEER (Surveilans, Epidemiologi, dan Hasil Akhir) dari The American Cancer Society yang dikelola oleh the National Cancer Institute (NCI), secara keseluruhan kanker kepala dan leher stadium lanjut dengan metastatis jauh yaitu 40.2% untuk kanker kepala dan leher di bagian rongga mulut maupun faring, dan 34% untuk kanker kepala dan leher bagian laring. Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hematologi Onkologi Medik, dr. Rismauli Doloksaribu, Sp.PD-KHOM, FINASIM mengatakan, “Pada kanker kepala dan leher yang bersifat ganas, dampaknya dapat merubah bentuk wajah secara fisik baik oleh karena perkembangan kanker nya sendiri maupun oleh karena akibat tindakan pengobatan, dimana pada pasien kita akan mendapatkan keluhan berupa gangguan menelan, makan, bahkan gangguan berbicara.
Baca Juga: 4 Penyakit Mulut Akibat Kebiasaan Jorok dan Kelalaian yang Dilakukan Berulang Tiap Hari
Baca Juga: Penyandang Diabetes Berisiko Alami Infeksi Akibat Jamur, Ini Cara Mencegahnya
Oleh sebab itu masyarakat perlu mewaspadai penyebab kanker kepala dan leher agar terhindar dari penyakit yang mematikan ini,” dalam siaran pers yang disebarkan oleh Yayasan Kanker Indonesia (YKI) pada 18/10/2021.