Namun, gejala umum yang timbul, melansir CNN Indonesia (21/10/2021), misalnya batuk dan pilek, pada varian delta plus disebut terlihat lebih jelas dan intensitas waktunya lebih lama.
"Gejalanya semua varian hampir sama cuma seperti delta atau kappa atau delta plus ini karena kemungkinan ya gejalanya lebih jelas," kata Dicky.
Tak hanya itu, virus corona varian delta plus ini disebut dapat membuat pasien menderita gejala dengan intensitas waktu yang lebih lama.
"Demam batuknya mungkin bisa lebih lama, tidak berhenti-berhenti. Manifestasi gejala klinisnya lebih jelas tapi memang tidak berbeda dengan varian lainnya. Hanya lebih jelas. Kemungkinan Delta Plus seperti itu," jelas Dicky.
Baca Juga: Rekomendasi Olahraga Bagi Penyandang Diabetes dan Tips Aman Melakukannya
Untuk diketahui, varian Delta Plus AY.4.2 ini adalah kebarat baru dari varian Delta dari India, B.1.617.2.
Walau baru teridentifikasi pada Juli 2021, sejauh ini, tidak ada indikasi bahwa itu secara signifikan lebih menular sebagai akibat dari perubahan ini.
Meskidemikian para ahli kini sedang mempelajarinya dengan cermat.
Varian Delta baru AY.4.2 Tidak Termasuk Varian yang Menjadi Perhatian
Hingga saat ini varian Delta baru ini, AY.4.2, melansir BBC News (20/10/2021), belum dikategorikan sebagai varian yang menjadi perhatian, atau varian yang sedang diselidiki.
Varian yang menjadi perhatian saat ini meliputi:
* Alpha (B.1.1.7), pertama kali diidentifikasi di Inggris tetapi menyebar ke lebih dari 50 negara
* Beta (B.1.351), pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan tetapi telah terdeteksi di setidaknya 20 negara lain, termasuk Inggris.
Baca Juga: Hari Osteoporosis Sedunia, 6 Cara Mencegah Pengeroposan Tulang