GridHEALTH.id - Asma yang terjadi pada bayi atau anak-anak, membuat paru-paru dan saluran udara menjadi mudah meradang jika terkena pemicunya, seperti terkena asap rokok, kontak dengan penyebab alergi, atau menghirup serbuk sari.
Asma pada bayi bisa menganggu kesehariannya dan membuatnya sulit untuk bernapas.
Melansir Mayo Clinic (24/10/2021), asma yang terjadi pada bayi atau anak-anak, sayangnya tidak dapat diobati.
Baca Juga: Gejala dan Penanganan Bronkiolits, Infeksi Pernapasan yang Sering Terjadi Pada Bayi
Baca Juga: Penyakit ISPA Bisa Terjadi Akibat Mencium Bayi, Orangtua Harus Tahu
Hanya saja, orangtua bisa mengurangi gejala yang terjadi karena asma dan membuatnya tetap terkontrol, sehingga bisa mencegah kerusakan pada paru-paru yang sedang tumbuh.
Beberapa gejala asma seperti napas terengah-engah, batuk yang sulit berhenti, dan sulit tidur, hampir mirip dengan kondisi kesehatan yang lain, sehingga diperlukan pemeriksaan dari dokter terlebih dahulu.
Jika bayi telah didiagnosis mengalami asma oleh dokter, maka terdapat perawatan yang bisa dilakukan, seperti dilansir dari Asthma and Allergy Foundation of America.
Bayi atau balita dapat menggunakan sebagian besar obat yang digunakan untuk anak yang lebih besar dan orang dewasa.
Baca Juga: Studi : Kandungan Molekul dalam Obat Asma Bisa Sembuhkan Covid-19
Hanya saja, dosis yang digunakan lebih rendah dan cara mengonsumsinya berebda.Obat-obatan yang dihirup dapat bekerja lebih cepat meredakan gejala asma pada bayi dan memiliki efek samping yang lebih kecil.
Baca Juga: 5 Pertanyaan Tentang Sesak Napas yang Dikaitkan dengan Covid-19, Sering Membuat Khawatir
Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati gejala asma pada bayi dan balita, biasanya bentuknya adalah inhalasi atau dihirup.
Bayi biasanya akan dirawat dengan obat yang diberikan oleh nebulizer atau dengan inhaler menggunakan spacer yang dilengkapi masker.
Nebulizer atau yang disebut juga mesin pernapasan, adalah mesin kecil yang menggunakan udara paksa untuk membuat kabut obat agar bayi penyandang asma dapat bernapas melalui masker kecil di wajahnya. Penggunaan nebulizer bisa memakan waktu sekitar 10 menit.
Baca Juga: Gejala TBC Aktif Pada Anak yang Mesti Diketahui Para Orangtua, Ini Ciri-cirinya
Sementara itu, spacer merupakan tabung kecil yang menampung obat yang dikeluarkan oleh inhaler yang dipasang ke dalamnya.
Penggunaan perangkat inhaler atau spacer memungkinkan bayi penyandang asma untuk menghirup obat, seperti jika menggunakan nebulizer.
Bahkan dalam beberapa kasus, anak-anak yang terserang asma lebih menoleransi penggunaan inhaler dengan spacer lebih baik, dibandindingkan nebulizer.