Find Us On Social Media :

Waspada Penurunan Imunitas Bagi yang Divaksin Covid-19 Awal Tahun Ini, Vaksin Booster Awal 2022

Kadar antibodi vaksin Sinovac turun drastis setelah 6 bulan

 

GridHEALTH.id - Kabar tidak mengenakan bagi mereka penerima vaksin Covid-19 di awal 2021.

Disinyalir mereka yang telah menerima vaksin hingga 2 kali di awal 2021, di akhir tahun ini bisa mengalami penurunan imunitas.

Dikhawatirkan penurunan itu terjadi pada November dan Desmeber, dimana momentum libur banyak terjadi.

Di kedua bulan itu pun banyak yang mengkawatirkan momentum terjadinya gelombang ke tiga di Indonesia.

Maka dari itulah, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Agus Suprapto, mengimbau seliruh lapisan masyarakat yang melakukan kegiatan selama Nataru (Natal dan Tahun Baru) harus disiplin Prokes dan kehati-hatian.

Agus pun mengingatkan, “Virus ini menguji endurance (ketahanan) kita semua untuk tetap disiplin prokes, serta bersama-sama mendorong upaya 3T,” ujarnya saat Dialog Produktif Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) - KPCPEN, beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Jangan Takut, 3 Kelompok Ini Tidak Wajib Menunjukan Sertifikat Vaksin Covid-19 Saat Berpergian

Jika proses tidak diperketat maksimal Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Alexander Ginting khawatir potensi adanya gelombang ketiga setelah liburan Nataru.

"Ini semua agar jangan sampai ada kelompok rentan yang tertinggal upaya vaksinasi," jelas Alexander, dikutip dari Suara.com (23/10/2021) .

Masih menurut Alexander, "Ini jadi tugas bersama. Masyarakat bukan semata-mata sebagai obyek, melainkan subyek yang harus berjuang bersama. Jadi ini adalah perjuangan semesta melawan bencana biologis berupa virus.”

Sementara itu, rencana vaksin Covid-19 booster alias ke tiga, rencananya akan dilakukan pada awal 2022.

Baca Juga: Healthy Move, Ini Dia 6 Manfaat Luar Biasa Olahraga di Pagi Hari

Hal ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai mengikuti rapat terbatas evaluasi PPKM pada Senin (18/10/2021).

"Arahan Bapak Presiden, tadi sudah disampaikan bahwa nanti vaksin booster (Covid-19) diharapkan bisa dilaksanakan di awal tahun depan," ujar Airlangga dalam konferensi pers secara virtual, Senin sore, dikutip dari Kontan.co.id (19/10/2021).

Oleh karena itu, kata Airlangga, presiden juga meminta agar mekanisme penyuntikan booster vaksin dapat segera dipersiapkan.

"Ini mohon dipersiapkan mekanismenya baik yang berbasis PBI dan yang berbasis non-PBI," tambahnya.

Baca Juga: 7 Gejala dan Pengobatan Kanker Payudara Triple Negatif yang Banyak Menyerang Usia Muda

Pemerintah memag telah diminta oleh sejumlah pihak untuk memberikan vaksin Covid-19 tambahan atau booster bagi masyarakat luas, seiring dengan mulai turunnya efikasi vaksin tersebut.

Vaksin booster adalah vaksin tambahan yang berfungsi untuk meningkatkan dan memastikan imun yang telah terbentuk pada dosis sebelumnya.

Ini akan memberikan perlindungan yang lebih optimal pada risiko masuknya patogen.

Untuk vaksinasi Covid-19, saat ini dosis utama vaksin adalah dua kali suntikan.

Dua dosis tersebut sudah cukup untuk melindungi masyarakat umum dari infeksi parah Covid-19.

Namun, antibodi yang terbentuk dari kedua dosis tersebut, kemungkinan dapat menurun dan membutuhkan vaksin booster.

Baca Juga: Cegah Terjadinya Infeksi, Penyandang Diabetes Bisa Lakukan Hal Ini

Saat ini berbagai penelitian masih terus dilakukan apakah vaksin booster untuk masyarakat umum diperlukan atau tidak.

Sedangkan untuk tenaga kesehatan, vaksin booster diperlukan karena mereka menjadi garda terdepan yang terpapar virus Covid-19 setiap harinya.

Mengenai vaksin booster ini Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pemberian vaksin booster kepada masyarakat luas dalam waktu dekat merupakan hal yang tidak etis.

Pasalnya, jumlah penerima vaksin Covid-19 untuk dosis pertama saja belum mencapai 50 persen dari total penduduk Indonesia.

"Booster itu bagaimana. Kalau saya bilang pakai bahasa singkat, booster is clinically right, tapi ethically wrong," kata dia dalam diskusi Wealth Wisdom Permata Bank, Sabtu (18/9/2021).

Baca Juga: Hindari Gula Darah Tinggi, Penyandang Diabetes Bisa Konsumsi 5 Asupan Makanan Ini

Prihal vaksin booster pun mendapat tanggapan serius dari WHO.

Direktur Departemen Imunisasi, Vaksin dan Biologi WHO Dr. Katherine O'Brien mengatakan harus dibedakan terlebih dahulu apa yang dimaksud ketika menyebutkan vaksin booster.“Apa yang sebenarnya kita bicarakan sekarang adalah, apakah perlu mendapatkan dosis ketiga jika sudah menerima dua dosis pertama?. Oleh sebab itu ada tiga alasan mengapa kita mungkin ingin memberikan dosis tambahan,” kata Kate dalam sesi wawancara bersama WHO, dikutip dari covid19.go.id (21/10/2021).Tiga alasan tersebut, yakni:

Baca Juga: Pengaruhi Sistem Kekebalan, Penyandang Diabetes Rentan Terkena Infeksi1.Jika tubuh tidak merespons2. Waktu kekebalan3. Kinerja vaksinOleh sebab itu, Kate berujar saat ini fokus utama adalah pasokan untuk melindungi orang-orang yang belum terlindungi sama sekali oleh vaksin. Dimana hal ini akan mengurangi penularan, dan akan mengurangi kemungkinan lebih banyak varian muncul.(*)Baca Juga: Analisis Epidemiolog, 4 Penyebab Kasus Covid-19 di Indonesia Menurun