Find Us On Social Media :

Cara Deteksi Potensi Persalinan Sesar Pada Ibu Hamil dengan Teknologi Digital

Kelahiran Caesar pada ibu hamil.

GridHEALTH.id - Proses operasi kelahiran caesar terus mengalmi peningkatan setiap tahunnya.

Berdasarkan riset Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dipublish 16 Juni 2021, jumlah persalinan sesar terus meningkat secara global dengan jumlah lebih dari 1 di antara 5 (21%) dari semua kelahiran.

Sementara, dalam skala nasional, Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) 2018 mencatat angka prevalensinya hampir 18%.

Baca Juga: Hari Terakhir Oddie Agam Ditemani Alat Bantu Pernapasan, Karena Sakitnya Air Seni Berdarah

Meningkatnya persalinan sesar ini menunjukan bahwa adanya peningkatan umum faktor-faktor risiko pada ibu.

Perlu diketahui tingginya jumlah tindakan persalinan caesar juga perlu diimbangi dengan pengetahuan mengenai manfaat dan risiko metode tersebut.

Sebab persalinan caesar juga rupanya cukup berisiko, terutama bagi kesehatan anak.

Dimana persalinan caesar ternyata merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan mikrobiota pada anak.

Kondisi ini berpotensi mempengaruhi sistem daya tahan tubuhnya.

Demikian yang dijelaskan Spesialis Obstetri dan Ginekologi Konsultan Fetomaternal Dr. dr. Rima Irwinda, SPOG(K) dalam webinar Bicara Gizi yang diselenggarakan Danone Specialized Nutrition, Rabu (27/10/2021), yang diikuti oleh GridHEALTH.id.

Baca Juga: Bahagianya Ibu yang Melahirkan Sesar pada Zaman Ini, Sejarah Persalinan Ini Menyeramkan

“Setiap ibu yang merencanakan kehamilan maupun mempersiapkan persalinan sebaiknya melakukan deteksi dini apakah memiliki faktor risiko yang dapat menyebabkan kehamilan berisiko tinggi dan memengaruhi kondisi kesehatan ibu, janin, atau keduanya,” ujarnya.

Beberapa faktor pemicu kehamilan berisiko tinggi di antaranya:

- Kondisi fisik (tinggi badan kurang dari 145 cm, panggul sempit, dan umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun).

- Kondisi medis sebelum hamil (penyakit hipertensi, obesitas, diabetes, jantung, ginjal kronis, riwayat keguguran, atau riwayat kelainan genetik keluarga).

- Kondisi medis yang timbul saat hamil (preeklamsia, gestational diabetes, tiroid).

Baca Juga: Harga Tes PCR 300 Ribu Untungnya 49 Ribu, Ternyata Segini Harga Modal Tes PCR

- Kondisi kehamilan terkait komplikasi (prematur, kembar, placenta previa).

- Kondisi janin yang terkadang baru terlihat saat di USG, dan pilihan gaya hidup ibu.

“Selain risiko yang dihadapi ibu, metode kelahiran juga dapat berpengaruh pada kesehatan si kecil. Oleh karena itu, persiapan matang dalam mempersiapkan kelahiran, termasuk dalam menentukan metode kelahiran merupakan hal yang penting dilakukan," kata dr. Rima.

"Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan tes potensi caesar. Pengecekan potensi melahirkan secara caesar sebaiknya dilakukan secara berkala, terutama saat kehamilan memasuki trimester III. Hal ini dikarenakan ibu dan janin sangat mungkin mengalami perubahan kondisi kesehatan selama masa kehamilan berjalan," tambahnya.

Baca Juga: Selesai Jalani Persalinan Caesar? Ini Hal yang Perlu Diketahui Untuk Mencegah Infeksi C-Section

Sementara itu, untuk memudahkan orangtua melakukan deteksi dini potensi caesar, Danone SN Indonesia melalui Nutriclub meluncurkan Tes Potensi Caesar 2.0.

Tools digital ini merupakan pengembangan dari Tes Potensi Caesar yang diluncurkan pada 2020.

Digital Manager Danone Indonesia Ceasyalya Tahara menjelaskan, Tes Potensi Caesar 2.0 by Nutriclub dikembangkan berdasarkan studi literatur dan validasi hasil oleh ahlinya, yaitu Dr. dr. Rima Irwinda, SpOG(K).

Baca Juga: Bekam X Donor Darah, Beda Tindakan dan Manfaat juga Tujuan, Keduanya Baik

Dengan flow test yang lebih simpel, tes dapat dilakukan dengan praktis dan cepat karena hanya membutuhkan waktu dua menit.

Hasil tes memberikan informasi yang lebih akurat dan komprehensif berupa angka persentase tingkat potensi caesar dengan skala low/med/high risk.

"Hasil tes juga sudah dipersonalisasi sesuai dengan kondisi yang sedang dialami Ibu sehingga dapat digunakan sebagai data penunjang saat berkonsultasi dengan dokter sebagai bahan pertimbangan,” terang Ceasyalya Tahara.(*)

Baca Juga: Pendarahan Usai Melahirkan dengan Cara Operasi Sesar, Ini Ciri yang Berbahaya, Segera ke Dokter