Peneliti menggunakan model tikus yang merupakan cara terkontrol untuk mempelajari penularan klamidia.
Tim menemukan bahwa jika usus adalah tempat pertama yang dijajah oleh bakteri klamidia, maka tikus diimunisasi terhadap penyakit lebih lanjut.
Infeksi usus bersifat jinak. Tetapi jika saluran genital yang pertama kali terinfeksi, penyakit yang dihasilkan berbahaya.
Ini menghasilkan prognosis penyakit yang lebih buruk, termasuk kemungkinan infertilitas karena penyakit ini sudah lanjut sebelum gejalanya terlihat, kata peneliti.
"Jika Anda terkena klamidia di saluran pencernaan terlebih dahulu, itu adalah vaksin, tetapi jika Anda terpapar pada saluran genital terlebih dahulu, Anda mungkin telah meningkatkan penyakit," kata Zhong.
Peneliti juga menjajaki kemungkinan bahwa Chlamydia trachomatis, bakteri penyebab klamidia, dapat diberikan secara oral sebagai vaksin.
"Kami mengonsumsi probiotik untuk kesehatan GI kami. Di masa depan, kami dapat menambahkan klamidia sebagai probiotik untuk usus. Begitu bakteri terbentuk di saluran GI, mereka tidak menyebar," kata Zhong.
Baca Juga: Studi: Perubahan Iklim Menurunkan Berat Badan Bayi Baru Lahir
Baca Juga: Penyakit Lansia, 8 Penyebab Malnutrisi yang Perlu Diwaspadai
Chlamydia sangat umum di kalangan anak muda, dan CDC memperkirakan 1 dari 20 wanita muda yang aktif secara seksual berusia 14-24 memiliki PMS, catat para peneliti. (*)