Bayi dengan kondisi tersebut berisiko mengalami fraktur, kerusakan saraf di tulang belakang, maupun kehabisan napas selama persalinan.
Disebutkan dalam American Congress of Obstetricians and Gynecologist, distosia bahu terjadi secara alami pada sekitar satu persen persalinan dengan berat badan bayi normal.
Tetapi komplikasi terjadi pada sekitar 10 persen dari bayi berukuran besar.
Menurut Dr. Aaron Caughey, spesialis kebidanan dan kandungan dari Oregon Health and Science University, Portland, temuan studi ini menunjukkan perbandingan yang tidak mencolok bagi perempuam dan klinisi antara mencoba menggunakan induksi di usia kehamilan 37-38 minggu guna mencegah potensi cedera serius bagi bayi, serta menghindari persalinan sebelum 39 minggu yang juga bisa berpotensi membahayakan bayi.
Baca Juga: Risiko dan Keuntungannya Hamil Usia Muda, 24 Tahun Puncak Kesuburan Perempuan
Ditambahkan oleh Dr. Caughey, secara historis, induksi persalinan telah dihubungkan dengan tingkat melahirkan secara cesar yang lebih tinggi. Dan ketika dilakukan sebelum usia kehamilan 39 minggu, dikaitkan dengan risiko lebih tinggi untuk komplikasi neonatus seperti ketidakmatangan organ paru.
Namun tetap, studi yang dipublikasikan dalam The Lancet ini menunjukkan sejumlah manfaat untuk melakukan induksi persalinan pada kehamilan dengan janin besar.(*)
Baca Juga: 5 Tips Pengobatan Rumahan Untuk Mengatasi Penyakit Infeksi Mata
Artikel ini telah publish di nakita.id dengan judul; Manfaat Induksi Sebelum Persalinan