Find Us On Social Media :

Melahirkan Bayi Besar dengan Cara Normal Solusinya Tindakan Induksi

Melahirkan dengan tindakan induksi bisa untuk menyelamatkan bayi besar.

GridHEALTH.id - Bagi ibu yang pernah melahirkan tentu pernah mendengar istilah induksi.

Ini adalah istilah medis, tepatnya sebuah tindakan medis yang diberikan dokter kepada ibu saat persalinan.

Baca Juga: Kulit Sehat dan Glowing Dengan Makan 10 Buah dan Sayuran Ini

Tujuannya merangsang kontraksi otot-otot rahim saat persalinan normal alias pervaginam.

Tindakan induksi ini diberikan dokter kepada ibu, dengan alasan yang paling utama adalah kesehatan ibu hamil dan bayi.

Misalnya saja, bila ketuban sudah pecah dan ibu hamil belum mengalami kontraksi.

Faktor lain adalah sudah melewati waktu dua minggu dari waktu persalinan dan persalinan belum dimulai secara alami.

Ibu hamil dengan janin besar juga bisa dipertimbangkan melakukan persalinan dengan induksi, bahkan sebelum waktu persalinannya tiba.

Baca Juga: Mencegah Luka Akibat Infeksi Daerah Operasi Perlu Dilakukan Agar Tidak Berkembang Jadi Komplikasi

Secara umum, dokter tidak melakukan induksi persalinan sebelum kehamilan cukup bulan yaitu sekitar 39 minggu kehamilan.

Persalinan yang lebih cepat dapat menyebabkan kesulitan bernapas dan komplikasi lainnya bagi janin.

Hanya saja, untuk ibu hamil yang mengandung janin berukuran besar, bisa berisiko cedera serius bila bahu janin tersangkut saat persalinan.

Untuk itulah, para peneliti melakukan studi tentang induksi persalinan di usia kehamilan 37-38 minggu, guna mengetahui apakah mencegah janin tumbuh lebih besar sehingga membuat persalinan lebih aman.

Baca Juga: Rajin Sikat Gigi Tapi Tetap Alami Gigi Berlubang? Ini 5 Penyebabnya

"Saya percaya bahwa manfaat dari induksi ini melebihi risiko potensial dari persalinan dini untuk persentase kecil dari bayi yang besar," ujar Dr. Michel Boulvain, penulis utama studi dari departemen kebidanan dan kandungan di RS Geneva University, Swiss.

Studi tentang induksi persalinan yang dilakukan oleh Dr. Boulvain beserta koleganya menjadi pilihan untuk mengurangi kejadian distosia bahu.

Distosia bahu adalah kondisi yang terjadi ketika kepala bayi yang sudah keluar tetapi satu atau kedua bahunya tersangkut di belakang tulang panggul ibunya sehingga semua bagian tubuh bayi tidak bisa keluar.

Baca Juga: 7 Masalah Kulit yang Dialami Penyandang Diabetes dan Cara Mengatasinya

Bayi dengan kondisi tersebut berisiko mengalami fraktur, kerusakan saraf di tulang belakang, maupun kehabisan napas selama persalinan.

Disebutkan dalam American Congress of Obstetricians and Gynecologist, distosia bahu terjadi secara alami pada sekitar satu persen persalinan dengan berat badan bayi normal.

Tetapi komplikasi terjadi pada sekitar 10 persen dari bayi berukuran besar.

Menurut Dr. Aaron Caughey, spesialis kebidanan dan kandungan dari Oregon Health and Science University, Portland, temuan studi ini menunjukkan perbandingan yang tidak mencolok bagi perempuam dan klinisi antara mencoba menggunakan induksi di usia kehamilan 37-38 minggu guna mencegah potensi cedera serius bagi bayi, serta menghindari persalinan sebelum 39 minggu yang juga bisa berpotensi membahayakan bayi.

Baca Juga: Risiko dan Keuntungannya Hamil Usia Muda, 24 Tahun Puncak Kesuburan Perempuan

Ditambahkan oleh Dr. Caughey, secara historis, induksi persalinan telah dihubungkan dengan tingkat melahirkan secara cesar yang lebih tinggi. Dan ketika dilakukan sebelum usia kehamilan 39 minggu, dikaitkan dengan risiko lebih tinggi untuk komplikasi neonatus seperti ketidakmatangan organ paru.

Namun tetap, studi yang dipublikasikan dalam The Lancet ini menunjukkan sejumlah manfaat untuk melakukan induksi persalinan pada kehamilan dengan janin besar.(*)

Baca Juga: 5 Tips Pengobatan Rumahan Untuk Mengatasi Penyakit Infeksi Mata

 

Artikel ini telah publish di nakita.id dengan judul; Manfaat Induksi Sebelum Persalinan