GridHEALTH.id - Demi bisa menemukan vaksin Covid-19 sesungguhnya, ilmuan melakukan sebuah eksperimen yang ekstrim.
Salah satunya, menyuntikan dua vaksin sama sejenis kepada objek, dan memberikan satu vaksin berbeda sebagai vaksin ketiga.
Vakisn tersebut, vaksin Covid-19 Sinovac dan Pfizer.
Baca Juga: Optimalkan Tumbuh Kembang Anak Dengan Mengikuti 3M ABC, Coba Yuk
Jadi ilmuan Hongkong memberikan suntikan ke tiga pada seseorang yang sudah mendapat dua kali vaksin Sinovac, menggunakan vaksin pfizer.
Kita tahu kedia vaksin tersebut berbeda.
Teknologi dalam menciptakan vaksinnya berbeda. Pembuatnya berbeda, Sinovac sendiri dibuat di China sedangkan Pfizer dibuat oleh Jerman/Amerika.
Bahannya pun berbeda, begitu pun efek samping yang ditimbulkan.
Tapi melansir South China Morning Post (SCMP) yang mengutip informasi dari para peneliti Hong Kong tersebut, mengatakan orang yang menerima dua dosis vaksin CoronaVac dari perusahaan farmasi China Sinovac dan Pfizer akan memiliki kekebalan "jauh lebih tinggi".
Temuan tersebut, yang diumumkan pada 4 November.
Baca Juga: Jangan Anggap Enteng Dampak Resistensi Antibiotik, Berikut Fakta-faktanya
Sejak saat itu, warga Hong Kong punya pilihan untuk mendapatkan dosis ketiga vaksin Pfizer/BioNTech saat pemerintah bersiap untuk meluncurkan program injeksi tambahan.
"Studi kami menunjukkan bahwa pemberian vaksin Pfizer/BioNTech sebagai dosis booster untuk orang dengan tingkat antibodi rendah setelah vaksinasi CoronaVac sebelumnya menghasilkan imunogenisitas yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan memilih vaksin dosis tunggal ketiga dengan CoronaVac," kata kelompok itu dari para ahli.
Penelitian yang dipimpin oleh profesor David Hui Shu-cheong dan Malik Peiris ini melibatkan 80 peserta sukarelawan berusia 34 hingga 73 tahun antara usia 34 dan 73, mulai Agustus hingga Oktober lalu.
Pendanaannya sendiri dari pemerintah Hong Kong.
Dalam penelitiannya, semua peserta, yang telah menerima dua dosis CoronaVac sebelumnya, dibagi menjadi dua kelompok.
Satu kelompok menerima suntikan booster vaksin Pfizer/BioNTech, kelompok lain menerima vaksin Sinovac kembali.
Satu bulan setelah dosis ketiga, para peneliti menemukan tingkat respons antibodi yang "jauh lebih tinggi" pada mereka yang menerima vaksin Pfizer/BioNTech.
Jadi disimpulkan, secara spesifik, tingkat kekebalan terhadap varian Delta, Gamma dan Beta yang dibawa oleh vaksin Pfizer/BipNTech.
Masing-masing adalah 95,33%, 92,51%, dan 92,29%. Sedangkan persentase vaksin Sinovac masing-masing adalah 48,87%, 32,22% dan 38,79%.
Mengenai penelitian ini, Profesor Hui mengatakan, hasil penelitian sedang ditinjau oleh American Medical Journal untuk publikasi.
Penelitian lainnya yang dilakukan di Turki, melibatkan 68 petugas kesehatan yang menerima kombinasi vaksin Sinovac dan Pfizer/BioNTech menunjukkan bahwa respons protein, alat penting untuk membatasi masuknya virus, meningkat 46,6 kali dibandingkan dengan 1,7 kali dari Sinovac.(*)
Baca Juga: Healthy Move, Latihan Kardio Intensitas Rendah Menggunakan Trampolin Mini, Lutut Bebas Nyeri