Find Us On Social Media :

Cara Kerja Vaksin Booster Covid-19, Tidak Semua Orang Bisa Mendapatkannya

Tidak semua orang bisa mendapatkan vaksin booster Covid-19.

GridHEALTH.id - Vaksin booster atau disebut vaksin ketiga COVID-19 dianggap penting untuk meningkatkan antibodi secara penuh agar terhindar dari virus Corona

Vaksin booster adalah dosis vaksin tambahan yang diberikan untuk membantu melindungi tubuh secara maksimal dari risiko paparan infeksi virus penyebab penyakit.

Pemberian booster vaksin dalam dunia medis sebenarnya bukan hal yang baru.

Misalnya, sudah ada beberapa jenis vaksin yang diberikan saat kecil untuk mencegah penularan dan terjadinya risiko komplikasi penyakit.

Saat orang tersebut beranjak remaja dan dewasa, booster vaksin diperlukan untuk meningkatkan sistem imunitas tubuh dalam melawan virus yang kemungkinan besar telah bermutasi.

Beberapa contoh vaksin yang dimaksud adalah vaksin influenza, yang diberikan setiap setahun sekali, serta vaksin difteri dan tetanus, yang bahkan diberikan tiap 10 tahun sekali.

Fungsi Vaksin Booster Covid-19

Vaksin Covid-19 bekerja dengan membantu meningkatkan sistem imunitas tubuh dalam melawan virus penyebab penyakit Covid-19.

Baca Juga: Gejala Infeksi Covid-19 pada Mereka yang Sudah Divaksin Lengkap, Satu Dosis, dan Belum Sama Sekali

Banyak orang yang berpikir apabila dirinya sudah aman setelah mendapat vaksin Covid-19. Padahal, virus corona dapat bermutasi seiring berjalannya waktu sehingga membuat vaksin yang telah diterima menjadi kurang efektif.

Untuk meningkatkan sistem imunitas tubuh dalam melawan mutasi virus corona, maka pemberian vaksin booster diperlukan.

Ada dua fungsi booster vaksin Covid-19 diberikan, dikutip dari laman RSUD Sawah Lunto;

Pertama, kekebalan tubuh seseorang secara alami dapat berkurang seiring bertambahnya waktu.

Tanpa adanya perlindungan tambahan, sistem kekebalan mungkin menjadi kurang mampu mencegah infeksi virus penyebab Covid-19.

Di sinilah fungsi booster vaksin Covid-19 bekerja, untuk membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dalam melawan virus SARS-CoV-2.

Kedua, fungsi booster vaksin Covid-19 adalah untuk mencegah dari penularan dari varian Covid-19 yang sudah bermutasi.

Rekomendasi Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI) juga menyatakan bahwa 6 bulan sejak pemberian vaksin inactivated, antibodi diketahui mulai berkurang sehingga pemberian vaksin booster Covid-19 dapat diberikan, terutama untuk menghadapi mutasi varian Covid-19 baru.

Baca Juga: Mengapa Haid Ibu Menyusui Tidak Teratur? Inilah Penyebabnya

Lebih lanjut, rekomendasi juga diberikan berdasarkan hasil studi terkait pemberian vaksinasi heterolog/kombinasi dan rekomendasi vaksinasi booster di beberapa negara yang menggunakan vaksin inactivated (seperti Sinovac).

Seseorang bisa mendapatkan booster vaksin Covid-19 dalam kurun waktu minggu, bulan, hingga tahunan setelah suntikan pertama diberikan.

Dilansir dari Medical News Today, satu studi menunjukkan 95 persen orang yang menerima dua dosis vaksin Pfizer-BioNTech atau Oxford-AstraZeneca COVID-19 memiliki respons imun yang lebih lemah terhadap varian Delta dibanding strain sebelumnya.

Oleh karena itu, vaksin booster atau vaksin tambahan dibutuhkan untuk memberikan perlindungan ekstra terhadap mutasi virus corona.

Baca Juga: Jerawat di Area Vagina Moluskum Kontagiosum Bisa Menular dengan Mudah

Hal ini dianggap sama seperti vaksin flu yang membutuhkan booster setiap satu tahun sekali.

Vaksin tetanus, difteri, dan pertussis (DTaP) juga membutuhkan booster setiap sepuluh tahun sekali.

Untuk beberapa jenis vaksin, menerima dosis lebih kecil namun sering dinilai lebih efektif ketimbang mendapatkan dosis vaksin yang besar.

Hal ini memungkinkan sistem kekebalan tubuh untuk membangun respons secara berkelanjutan. Jadi, ketika terpapar virus di kemudian hari, antibodi dapat merespons lebih cepat dan mencegah infeksi.

Cara Kerja Vaksin Booster dan Siapa yang Berhak Menerimanya

Dokter Arina Heidyana menjelaskan, dikutip dari perpustakaan.bsn.go.id (5/8/2021), virus corona terus berevolusi.

Mutasi virus ini dapat membuat virus lebih berbahaya dan mampu mengenali respons imun setelah divaksinasi.

Baca Juga: Hati-hati, Obesitas Bisa Sebabkan Siklus Menstruasi Tidak Teratur

Artinya, virus dapat lebih mudah menginfeksi meskipun sudah menerima vaksin. Oleh karena itu, vaksin booster sangat dibutuhkan untuk meningkatkan bagian dari respons imun yang tidak dapat dihindari oleh varian virus.

“Cara kerja dari vaksin booster adalah dengan menambah respons kekebalan tubuh, sehingga bisa melindungi tubuh lebih lama terhadap virus,” jelas dr. Arina.

Sedangkan pakar imunisasi Australia, dikutip dari Australian Goverment Departement of Health, Australian Technical Advisory Group on Immunisation (ATAGI), merekomendasikan dosis ketiga vaksin COVID-19 untuk orang yang berusia di atas 12 tahun dengan sistem kekebalan tubuh sangat lemah (severely immunocompromised).

Baca Juga: Ada Sinyal Kenaikan Covid-19 di Jawa Bali Jelang Nataru, Tetap Disiplin Prokes

Orang dengan sistem kekebalan tubuh sangat lemah memiliki tingkat kekebalan yang lebih rendah daripada populasi lainnya. Mereka membutuhkan dosis ketiga ini untuk mendapatkan perlindungan yang terbaik terhadap COVID-19.

Orang yang memenuhi syarat harus mendapatkan suntikan ketiga mereka antara dua hingga enam bulan setelah dosis kedua vaksin COVID-19.

ATAGI saat ini tidak merekomendasikan dosis booster untuk:

* Orang yang berusia 12 hingga 17 tahun

* orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang sangat lemah (severely immuncompromised) yang telah mendapat dosis vaksin ketiga.

Vaksin Corminaty (Pfizer) telah disetujui oleh Therapeutic Goods Administration (TGA) untuk dosis booster COVID-19. Saat ini vaksin ini yang direkomendasikan oleh ATAGI untuk dosis booster.(*)

Baca Juga: Meski Jarang Terjadi, PMS Berat Bisa Membuat Wanita Alami Depresi