Bakteri Haemophilus influenza tipe B (Hib), menyebar melalui droplet yang terinfeksi saat batuk atau bersin.
Pada orang dewasa, epiglotitis bakteri dan virus lain dapat menyebabkan kondisi ini. Misalnya saja Streptococcus pneumoniae (pneumococcus), Streptococcus A, B, dan C, serta Staphylococcus aureus, dikutip dari Mayo Clinic.
Baca Juga: Faringitis Bikin Sulit Menelan, Ini 5 Pengobatan Alami untuk Meredakannya
Selain infeksi bakteri atau virus, epiglotitis juga bisa terjadi saat ada benda asing yang terlalu kuat, seperti bahan kimia, yang membakar tenggorokan. Risiko terinfeksi kondisi ini lebih tinggi pada seorang laki-laki, mempunyai sistem imun yang lemah, dan tidak melakukan vaksinasi.
Gejala epiglotitis pada setiap anak mungkin berbeda-beda. Pada sejumlah anak kondisi ini dimulai dengan infeksi saluran pernapasa atas, seperti tiba-tiba sakit tenggorokan, demam, mengiler, sulit menelan, suara teredam, kulit lebih membiru, dan ketika menarik napas terdepat suara.
Baca Juga: Tenggorokan Gatal, Ini 5 Cara Mudah Mengeluarkan Dahak yang Menumpuk
Sementara itu, epiglotitis yang dialami oleh orang dewasa umumnya gejala yang muncul terjadi lebih lama, beberapa hari setelah pertama kali terinfeksi.
Gejalanya seperti sakit tenggorokan parah, demam, suarat teredam atau serak, suara abnormal dan bernada tinggi sata bernapas, kesulitan bernapas dan menelan, serta mengeluarkan air liur.