GridHEALTH.id - Epiglotitis adalah kondisi yang rawan dan mengancam nyawa. Ini merupakan penyakit yang menyerang epiglotitis, lipatan tulang rawan di dasar lidah, tepatnya bagian belakang tenggorokan.
Kondisi ini, menyebabkan makanan yang masuk tidak dapat tertelan di tenggorokan. Epiglotis yang meradang dan bengkak, disebut sebagai epiglotitis.
Baca Juga: Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY), Bentuk Diabetes Genetik
Epiglotitis dapat mengancam jiwa jika tidak diobati, karena pembengkakan yang terjadi di dekat tenggorokan, juga menyebabkan udara sulit masuk atau keluar dari paru-paru.
Melansir Standford Children’s Health, Senin (22/11/2021), anak-anak usia 2 sampai 6 tahun paling sering mengalami epiglotitis. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan kondisi ini dialami oleh orang dewasa.
Epiglotitis disebabkan oleh infeksi bakteri atau luka. Pada anak-anak, kondisi ini disebabkan oleh infeksi bakteri yang dapat menyebar melalui saluran pernapasan bagian atas.
Sebagian besar kasus disebabkan oleh bakteri Haemophilus influenza tipe B (Hib).
Bakteri tersebut juga bisa menyebabkan sejumlah kondisi serius lainnya, seperti meningitis.
Baca Juga: Bahaya Penyakit Infeksi Haemophilus influenzae Tipe B (Hib) Pada Anak, Solusinya Divaksin
Bakteri Haemophilus influenza tipe B (Hib), menyebar melalui droplet yang terinfeksi saat batuk atau bersin.
Pada orang dewasa, epiglotitis bakteri dan virus lain dapat menyebabkan kondisi ini. Misalnya saja Streptococcus pneumoniae (pneumococcus), Streptococcus A, B, dan C, serta Staphylococcus aureus, dikutip dari Mayo Clinic.
Baca Juga: Faringitis Bikin Sulit Menelan, Ini 5 Pengobatan Alami untuk Meredakannya
Selain infeksi bakteri atau virus, epiglotitis juga bisa terjadi saat ada benda asing yang terlalu kuat, seperti bahan kimia, yang membakar tenggorokan. Risiko terinfeksi kondisi ini lebih tinggi pada seorang laki-laki, mempunyai sistem imun yang lemah, dan tidak melakukan vaksinasi.
Gejala epiglotitis pada setiap anak mungkin berbeda-beda. Pada sejumlah anak kondisi ini dimulai dengan infeksi saluran pernapasa atas, seperti tiba-tiba sakit tenggorokan, demam, mengiler, sulit menelan, suara teredam, kulit lebih membiru, dan ketika menarik napas terdepat suara.
Baca Juga: Tenggorokan Gatal, Ini 5 Cara Mudah Mengeluarkan Dahak yang Menumpuk
Sementara itu, epiglotitis yang dialami oleh orang dewasa umumnya gejala yang muncul terjadi lebih lama, beberapa hari setelah pertama kali terinfeksi.
Gejalanya seperti sakit tenggorokan parah, demam, suarat teredam atau serak, suara abnormal dan bernada tinggi sata bernapas, kesulitan bernapas dan menelan, serta mengeluarkan air liur.
Mengingat epiglotitis merupakan kondisi yang bisa membahayakan nyawa, maka jika anak mengalami hal ini segera bawa ke rumah sakit atau hubungi tenaga medis untuk menghentikan jalan napas agar tidak tersumbat.
Biasanya, langkah yang dilakukan oleh tenaga medis adalah dengan memasang tabung pernapasan.
Mereka akan mengawasi jalan napas anak. Anak yang mengalami epiglotitis mungkin memerlukan mesin (ventilator) untuk membantunya bernapas.
Baca Juga: Healthy Move, Penyandang Penyakit Paru Bisa Manfaatkan Olahraga Ini
Penanganan epiglotitis juga mencakup terapi IV (intervena) dengan antibiotik jika penyebabnya adalah infeksi bakteri, penggunaan obat steroid untuk meredakan pembengkakan saluran napas, dan cairan infus hingga anak bisa menelan lagi.
Seberapa cepat pemulihan, tergantung dengan kapan penanganan di rumah sakit dimulai. Setelah jalan napas aman dan pengobatan dengan antibiotik dimulai, kondisi akan menjadi lebih baik dalam waktu 24 jam.
Pemulihan penuh dari penyakit epiglotitis membutuhkan waktu lebih lama dan tergantung pada kondisi anak.